Sabtu, 23 Januari 2021

Truk Terguling

Sabtu, 23 Januari 2021

Pagi ini bekejar ke sekolah, karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.10 WIB, membawa cabe, ikan kering dan pohon belimbing 1 polibag yang tingginya 1 meter 😄 ....termasuk laptop lengkap dengan charger, buku-buku pelajaran Matematika dan perlengkapan lainnya yang selalu siap di dalam tas.
 
Di perjalanan, hati saya sudah dag dig dig, karena tadi malam ada sedikit hujan, hati dan pikiran selalu gelisah kalau hujan. Khawatir jalan banjir dan licin, khawatir tidak bisa melewatinya, khawatir terjatuh saat melewatinya, dan banyak lagi pikiran-pikiran aneh di kepala ini😌. 

Mengingat beberapa hari lalu ada orang jatuh di jalan itu, dan sepatu saya masuk ke dalam genangan air di jalan itu dan hampir membuat saya jatuh. Namun apapun yang terjadi harus tetap berangkat ke sekolah dan melewati jalan rusak itu. Dan akhirnya saya sampai di depan jalan itu, saya berhenti mungkin sekitar 5 menit, jalan itu kering tapi lubangnya dalam dan sudah ada miting, mungkin ada yang asing dengan istilah miting, karena saya juga pertama kali mengenal istilah itu, ketika saya pindah dari Jawa Timur ke Ketapang Kalbar, miting adalah jalan darurat yang tersusun dari kayu, yang ditata di jalan yang rusak atau jalan yang licin, biasanya diikat dengan rantai sepeda motor supaya rapi dan tidak bergerak dan untuk mempermudah kita melewati jalan itu, jadi mirip jembatan darurat (kalau salah arti mohon dimaklumi karena ini sepengetahuan saya saja), jika yang membuat miting ini masyarakat sekitar, biasanya mobil yang lewat harus membayar seikhlasnya, namun jika yang membuat miting tersebut sopir-sopir truk yang lewat di jalan itu, biasanya mobil yang lewat tidak perlu membayar karena tidak ada yang menunggu. Saya berpikir keras, jalan sebelah mana yang harus saya lewati. Saya menunggu ada orang lewat terlebih dahulu, maksud hati mau nyontek rutenya supaya aman melewati jalan itu😄. Dan tentu saja akhirnya ada orang yang lewat dan saya mengikutinya, dan alhamdulillah saya berhasil melewati jalan itu dengan baik dan perjalanan bisa berlanjut sampai ke sekolah, hati gembira dan lega.

Seperti biasa, sampai di sekolah saya absen, saya melihat jam ternyata masih pukil 06. 42 WIB dan masih agak sepi, karena siswa masih BDR. Setelah itu menuju tempat teristimewa di sekolah (menurut saya😉) yaitu perpustakaan, disanalah saya menghabiskan waktu, mengerjakan segala sesuatu dan sedikit bersenda gurau dengan 2 orang rekan saya yang sangat rajin🥰. 

Dan tidak terasa waktu menunjukkan waktu pulang, kedua rekan saya pulang, namun seperti biasanya saya belum pulang karena ada yang harus saya selesaikan, bisa ditebak ga sich apa yang saya kerjakan... ya ya... saya membuat resume pertemuan ke 9 pelatihan belajar menulis dibawah pembinaan Om Jay yang luar biasa. Saya asyik dan hanyut dalam kesibukan mengetik tugas, ditemani lagu-lagu Alan Walker kesayangan, dan tiba-tiba saya melihat indikator batre di laptop yang menunjukkan harus segera diisi, dan ketika saya menyiapkan kabel, saya melihat lampu dispenser itu mati, itu tandanya listrik mati😔. 

Akhirnya saya keluar ruangan sebentar untuk menghirup udara segar, dan kembali lagi ke ruangan, mengemasi semua barang dan siap-siap pulang, dan ketika semua sudah siap, saya melihat lampu dispenser hidup, hal itu menandakan listrik sudah kembali hidup. 
Dalam hati terbersit, saya akan tetap tinggal dan menyelesaikan mengetik yang kurang sedikit lagi, namun saya ingat bahwa saya belum sholat, mengkin listrik mati tadi hanya peringatan dari Allah supaya saya segera melakukan kewajiban saya, dan akhirnya saya mengunci pintu, dan meluncur pulang.

Siang ini begitu terik, matahari terlihat  balas dendam karena beberapa hari sinarnya hanya bersembunyi dibalik awan dan hujan. Waktu menunjukkan 12.30 WIB dan saya bergegas mengegas motor, dan apa yang terjadi, saya heran dan merasa aneh, terjadi kemacetan yang begitu panjang, mungkin kurang lebih 50 meter, ditambah panasnya matahari, dan saya belum sarapan, sukses sekali membuat kepala kliyeng-kliyeng.

Maju sedikit demi sedikit, pelan tapi pasti, saya sudah menduga ada yang tidak beres di jalan rusak ini, dan benar... pas di jalan yang berlubang itu terlihat sebuah truk terguling, seolah-olah letih dan ingin berbaring sebentar di jalan itu. Inilah penyebab kemacetan yang luar biasa, truk berisikan muatan sembako terguling di jalan yang setiap hari membuat hati saya berdebar-debar seperti awal-awal ketemu dengan suami😃. 
Alhamdulillah sekali lagi saya bisa melewati jalan itu dengan baik, meskipun harus dipandu oleh banyak sopir truk yang berusaha mengurai kemacetan. 

Terima kasih bapak-bapak yang baik hati. Namun setelah berhasil melewati jalan rusak itu, saya menepikan sepeda motor dan saya langsung turun dari motor dan permisi kepada bapak-bapak yang tadi membantu saya untuk mengambil foto dan video. Dan mereka sangat senang hati mengijinkan saya, malah mereka membantu saya, memberikan bantuan untuk mengambil beberapa foto. 
Seketika itu saya mengingat pelajaran yang diberikan oleh beberapa narasumber di pelatihan belajar menulis gelombang 17, tulislah peristiwa apapun, abadikan dengan hp atau dengan cara lain. Itulah sebabnya saya langsung mengambil gambar dan video, untuk bahan menulis😚.
Semoga jalan itu bisa segera diperbaiki untuk mempermudah kegiatan sehari-hari.

Ketapang, 23 Januari 2021
Nurus Sholikhah, S. Pd

18 komentar:

  1. Waowwww..keren..semangat dan teruslah berkarya

    BalasHapus
  2. mantap . sudah bisa buat artikel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar nulis setiap hari pk...sesuai bimbingan dr Om Jay dkk

      Hapus
  3. Wah mantap, tp kenapa tidak menggunakan paragraf agar enak di baca dan indah di pandang. Oke lnjutkn 👍🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak... sudah diedit atas saran bpk...

      Hapus
  4. wah, keren bu. jadi ikut deg-degan membacanya. semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
  5. Wiiih wes pantes ddi jurnalis....
    Semangat terus tant....
    ������

    BalasHapus
  6. Ingat jalan itu teringat masa kecil saya Bu Nur di Kab.Sintang saya masa kecil Bu kanan kiri hutan, mantap tulisannya Bu terus semangat berliterasi bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih bu semangatnya... ibu asli Sintang?
      Sebelah kanan truk yg tumbang itu pantai bu....hanya sedikit pepohonan menutupinya, msh alami

      Hapus
  7. Mantap tulisannya Bu Nurus, sangat informatif.

    BalasHapus
  8. wah, jadi serasa ada ditempat kejadian :)
    salam kenal ya bun

    BalasHapus
  9. Kisahnya membuka memori 8 tahun silam di jalur yang sama dengan kondisi jalan yang sama ya bu...yg terbaring malah truk pertamina dengan solarnya yang tumpah ruah. Semoga cerita ini segera sampai di 'atas' sana supaya cepat ad perbaikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin....
      Skrg jln itu mulai rusak lg y bu... tmn2 byk yg mutar lwt negeri baru..

      Hapus