Rabu, 27 Januari 2021

Penerbit Indie: Harapan Baru Menerbitkan Sebuah Buku

 

Pagi ini hujan sangat lebat, matahari bahkan hanya menampakkan sinar redupnya, tertutup awan mendung yang tebal dan gelap. Serasa malas beranjak dari empuknya kasur, pinginnya narik selimut dan menikmati sejuknya udara ini. Namun itu semua hanya impian, kenyataannya meskipun hujan lebat, harus tetap segera beranjak dari kenyamanan dan mengerjakan semua tanggungjawab. Tapi itulah saya dengan semua kerempongan di pagi hari, mulai dari menyiapkan sarapan, menyiapkan baju anak-anak dan banyak lagi seabrek kerjaan hehe…

Selesai urusan rumah tangga, beranjak menuju ke depan laptop yang memang dari tadi malam hanya standby saja, tidak dimatikan supaya cepat membukanya karena laptop ini sudah mulai lemot. Ah sekali lagi melanjutkan episode tadi malam yang belum kelar-kelar, tugas yang sudah saya tumpuk selama 1 tahun dan baru sekarang saya menjamahnya dengan manja. Sambil menunggu hujan reda, menikmati indahnya konsentrasi di depan laptop. Namun hujan tidak juga reda, dan akhirnya terpaksa ke kantor minta antar suami, ya suami siaga (siap antar jaga). 

Tepat pukul 12.14 WIB pak Brian mengirim flyer di grup belajar menulis, tema untuk pelatihan malam ini. Dan ketika membacanya, saya langsung tertarik, cepet-cepat saya pencet bintang supaya tidak hilang. Membayangkan betapa serunya pelatihan nanti, tema yang membuat semangat menulis hidup kembali, memberi harapan bagi penulis pemula yang ingin punya buku dan terbit. 

Dan tibalah waktunya pelatihan ini dimulai tepat pukul 19.00 WIB. Moderator malam ini adalah Mr. Bams yang selalu memukau dalam menghandle pelatihan. Dan narasumber yang masih muda, jago ngeblog, berbakat dan berprestasi Bpk Raimundus Brian Prasetyawan, S. Pd.

Mr. Bams membuka pelatihan belajar menulis dengan menyapa semua peserta. Dan memperkenalkan narasumber yang tulisannya sudah bisa dinikmati di buku, baik buku antologi atau solo. Mr. Bams memberi kesempatan 5 menit untuk membaca profil narasumber di link http://www.praszetyawan.com/p/profil.html  

Kemudian Mr. Bams menyampaikan hal penting bagi peserta, yaitu:

1. Peserta boleh bertanya setelah 19.30

2. Kirimkan ke 088809405468, sebutkan nama dan asal

3. Kiriman 1 pertanyaan dulu agar yang lain punya kesempatan bertanya.

Selanjutnya moderator mempersilahkan narasumber untuk memaparkan penjelasannya. Dan Bapak Brian menyapa peserta dengan ramahnya, beliau merasa senang sekali bisa diberi kesempatan untuk sharing pada pertemuan ke 11 Pelatihan Belajar Menulis gelombang 17. Beliau juga mengungkapkan keinginan supaya banyak dari bapak/ibu di gelombang ini yang nantinya bisa menerbitkan buku. Berdasarkan pengalaman gelombang sebelum-sebelumnya, banyak yang sudah mencapai 20 resume tapi masih kurang Percaya Diri atau masih bingung untuk lanjut menerbitkan buku, padahal sudah ada modal bahan naskah yaitu 20 resume. Sangat disayangkan kalau tidak dituntaskan menjadi buku. Maka tema pertemuan malam ini adalah "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie"

Mengapa dibilang semakin mudah? karena dahulu mungkin bapak/ibu mengira, menerbitkan buku itu suatu khayalan tinggi yang susah atau lama tercapai. Karena kita hanya tahu penerbit mayor yang bukunya ada di toko buku. Kita pun tahu kalau mengirim naskah ke penerbit mayor ada kemungkinan ditolak. Dan ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Namun kini ada harapan baru bagi penulis pemula dan bagi bapak ibu yang ingin belajar menerbitkan buku, harapan baru tersebut adalah penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut. Pada penerbit indie, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh yaitu: naskah pasti diterbitkan, proses penerbitan mudah dan cepat. Tapi memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan.

Bagi penulis pemula penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Ketika beliau menerbitkan buku, tidak kepikiran apakah akan laku atau tidak jika dijual. Karena yang penting bisa mempunyai buku karangan sendiri.

 Pak Brian sudah mempunyai keinginan menulis sejak 2014, sudah berniat membuat buku tutorial blog. Waktu itu blm buku blog khusus guru. Namun beliau tidak mempunyai mentor untuk membimbing. Beliau tidak tahu harus masuk di komunitas apa dan tidak punya banyak referensi tentang dunia penerbitan. Beliau hanya mengetahui satu tempat untuk menerbitkan buku secara mandiri yaitu nulisbuku.com. Disitu memang gratis tapi tidak termasuk fasilitas desain cover dan ISBN. Jika mau dua hal itu harus bayar. Biayanya mungkin hampir sejuta. Ketika itu beliau masih kuliah rasanya tidak mungkin untuk mengeluarkan biaya sebesar itu. Semangat semakin naik-turun dan akhirnya vakum. File naskah hanya tersimpan saja di dalam laptop. 

Namun akhirnya Pada Awal 2019 pak Brian mulai bangkit lagi karena tidak sengaja menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit Indie, mata mulai terbuka bahwa menerbitkan buku sekarang lebih mudah dan banyak pilihan penerbit indie. Semangat menyelesaikan naskah. Naskah tutorial blog  dirombak untuk dibuat menjadi buku panduan blog khusus guru. Karena buku tutorial blog secara umum sudah banyak. Tapi buku blog yang khusus untuk guru belum banyak. Hingga akhirnya pada Oktober 2020 mengirimkan naskah buku pertama ke salah satu penerbit Indie. Perlu waktu 3 bulan untuk menunggu sampai buku terbit. Akhirnya pada akhir Januari 2020, buku pertama pak Brian terbit.

Pak Brian membakar semangat saya untuk dapat menerbitkan buku meskipun sekarang tertatih-tatih mencari inspirasi dan belajar menulis dengan baik melalui pelatihan belahar menulis ini. Pak Brian mengatakan bahwa kami beruntung bisa bergabung di grup ini.  Terdapat 30 lebih narasumber yang bisa diserap pengalaman dan wawasannya. Di pelatihan ini juga ada 4 penerbit indie. Kita bebas memilih mau menerbitkan buku dimana. Tidak ada ketentuan harus terbitkan satu penerbit tertentu. Silakan memilih sendiri penerbitnya.

Terdapat 4 penerbit indie di grup pelatihan belajar menulis ini, yaitu:

1. Kamila Press milik Cak Imin, yang beberapa waktu lalu sudah menjelaskannya dalam pertemuan ke delapan

2. Penerbit Gemala (penerbit rekanan Pak Brian)

3. YPTD

4. Penerbit rekanan Bu Kanjeng

Pak Brian merupakan salah satu yang bisa membantu menerbitkan buku karena memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Gemala. Maka yang sebaiknya dilakukan adalah memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih yang cocok. Karena keempat penerbit itu memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.

Dan malam ini Pak Brian akan membahas ketentuan menerbitkan buku di penerbit rekanannya, yaitu penerbit Gemala. Terdapat poster tentang fasilitas dan format naskah yang dapat dibaca dan dipahami oleh peserta. 



 Apakah benar hanya dengan 300.000 bisa menerbitkan buku ber-ISBN? jawabannya ada di artikel ini:

http://www.praszetyawan.com/2021/01/butuh-bantuan-menerbitkan-buku-disini.html

Sudah ada 23 buku peserta belajar menulis yang terbit. Dan sekarang ini ada 17 naskah yang sedang diproses. Namun ada ketentuan khusus yang harus diperhatikan, jika dilihat di poster, tidak tercantum fasilitas editing. Maka Pak Brian ataupun penerbit tidak melakukan editing terhadap naskah yang dikirimkan. Salah ketik maupun penulisan yang kurang pas lainnya tidak dikoreksi oleh penerbit. Kemudian jika ingin cetak ulang lagi, harus di penerbit Gemala. Jumlah minimal cetak yaitu 10 eksemplar. Diposter ada keterangan bahwa 300,000 itu untuk maksimal 130 halaman A5. Jika lebih dari itu akan kena biaya tambahan. Yang tidak kalah penting adalah jangan memberi target kapan buku harus selesai terbit. Karena naskah harus mengantri untuk diproses. Proses penerbitan paling cepat 1 bulan. Maka nanti sebelum terbit, penulis akan diberi naskah buku PDF (dengan watermark) untuk dicek kembali.

Jangan lupa naskah buku  juga disertai kelengkapan naskah yaitu: cover ( judul buku dan nama penulis saja), prakata, daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf. masing-masing paragraf 3 kalimat). Prakata wajib ada dan ditulis oleh penulis sendiri. Kata Pengantar ditulis oleh orang lain dan tidak wajib ada. Biasanya peserta belajar menulis minta kata pengantar ke Om Jay.

Karena tidak ada fasilitas editing dari penerbit Gemala, maka berikut ini tips dalam mengedit naskah:

- Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, blm)

- Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typo)

- Satu Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat

- Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan.

- Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya. Tidak ada ketentuan terkait minimal jumlah halaman. Biasanya buku kumpulan resume pasti bisa lebih dari 90 halaman A5 karena 20 resume itu banyak.

Inilah hasil pemaparan dan sharing malam ini bersama narasumber hebat, Pak Brian yang muda dan berbakat. Selanjutnya memasuki sesi tanya jawab, dan penutup.

Demikianlah resume pelatihan belajar menulis pertemuan ke-11 yang sangat menarik, semoga bermanfaat untuk kita yang benar-benar ingin menulis dan menerbitkan buku.


Ketapang, 27 Januari 2021

Nurus Sholikhah, S. Pd


5 komentar:

  1. Mantap Ibu, lengkap dan rapi resumenya. Sangat menginspirasi.👍

    Mari mampir jg di blog sy.
    https://bundagisya.blogspot.com/2021/01/menerbitkan-buku-semakin-mudah-di.html

    BalasHapus
  2. Wiizz....super lengkap bu....good job😁👍

    BalasHapus
  3. komplit, lengkap, keren buu.
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus