Senin, 18 Januari 2021

Blog: Image Guru Milenial

 



      Pelatihan belajar menulis malam ini mengambil tema "Blog sebagai Identitas Digital Guru Milenial",  dimoderatori oleh Bapak Sucipto Ardi yang akrab disapa Pak Cip. Susunan acara pelatihan malam ini sebagai berikut:

1. Pembukaan

2. Paparan narasumber

3. Tanya jawab

4. Penutup  

        Dan narasumber pelatihan belajar menulis malam ini adalah ibu Theresia Sri Rahayu, S. Pd. Dari blog narasumber terurai bahwa Tere adalah nama panggilan ketika pindah ke Sumba, NTT. Beliau menulis namanya: Tere Tanpa Liye, kemudian dengan indahnya asal mula dipanggil Tere dituangkan dalam tulisan di blognya. 

Mengawali kegiatan malam ini, ibu Tere meminta peserta jalan-jalan beberapa menit, browsing dengan kata kunci: Cikgu Tere. Tentu saja saya sebagai peserta langsung gerak cepat, saya ketik Cikgu Tere di google chrome dan tidak lama kemudian muncul banyak sekali tulisan tentang Cikgu Tere, ada yang berasal dari blog atau website. Baik itu blog bu Tere sendiri maupun dari blog atau website orang lain bahkan dari organisasi tertentu.

Pada tahun 2019 lalu, beliau diberitahu panitia seleksi pada saat mengikuti kegiatan short course di luar negeri , bahwa salah satu penilaian tersebut adalah penelurusan terhadap media sosial yang dimilikinya. Karena di era digital hampir semua orang memiliki media social, saat itu beliau mencantumkan blog kompasiana karena beliau belum mempunyai blog pribadi. Sejak mendengar info dari panitia, beliau jadi termotivasi untuk membuat blog pribadi dan aktif di blog pribadi tersebut sebagai media untuk menulis, sampai pada akhirnya beliau bertemu dengan Om Jay , dan bisa tergabung dalam grup belajar menulis gelombang 4. Sebagai seorang guru, beliau merasa sangat senang dan lega ketika bias memanfaatkan blog pribadi untuk menulis apa saja hal-hal yang beliau rasakan, peristiwa yang beliau alami bahkan terkait tugas sebagai guru di sekolah. Misalnya menulis tentang materi pembelajaran yang dapat digunakan saat BdR, langkah-langkah penilaian dan lain-lain.

Proses-proses tersebut, mengarah pada pembangunan image atau identitas diri terutama terkait pada tugas sebagai guru, beliau memposisikan diri sebagai penulis sekaligus sebagai pembaca, beliau menempatkan diri sebagai siswa, bahkan sebagai guru lain dalam membaca tulisannya sendiri. Ketika seorang Guru Blogger mencoba berkomunikasi dengan para pembacanya, ia akan cenderung menggunakan kata Bapak, ibu guru, anak-anak atau sahabat. Karena guru tersebut menyadari bahwa ia adalah seorang Guru Blogger. Dan hal ini menandakan bahwa ia merasa bahwa blog merupakan identitas digital yang dimilikinya. Tentunya kita berharap blog yang kita buat dapat mencerminkan sikap-sikap yang baik sebagai guru dan selanjutnya dapat menciptakan konten-konten yang baik dalam blog kita. 

Untuk bisa membuat konten digital yang baik, maka kita perlu memahami terlebih dahulu tentang kompetensi digital. Apa itu kompetensi digital? Dalam konteks pendidikan, kompetensi digital dapat dimaknai sebagai penggunaan teknologi dengan cara yang meyakinkan, tepat dan aman untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran dan pendidikan. Mengapa kita harus menguasai kompetensi digital? Karena pada sat ini kita sudah memasuki abad 21 di mana salah satu jenis ketrampilan yang harus dimiliki baik oleh guru maupun siswa adalah literasi. Dan salah satu literasi dasar yang harus dimiliki adalah Literasi Digital. Beliau yakin bahwa saat ini kita menerapkan pembelajaran Blended Learning yaitu perpaduan antara pembelajaran luring dan pembelajaran daring. Dan dari suatu kajian bahwa blog dapat dijadikan sebagai salah satu media atau sumber belajar dalam pembelajaran blended learning. Sehingga ketika guru ingin melakukan pembelajaran ini, guru harus mempunyai kompetensi digital yang cukup agar pembelajaran yang disajikan melalui blog dapat berjalan dengan efektif. 

Siswa yang kita hadapi saat ini adalah generasi milenial, mereka mempunyai kecakapan digital yang cepat. Karena mereka tumbuh dan terbiasa dengan teknologi di sekitarnya. Sehingga ketika guru membuat konten digital di dalam blog harus dapat dibuat semenarik mungkin namun tetap menjaga kualitas. Lalu bagaimanakah cara membuat konten blog yang menarik dan berkualitas?. Beliau memberikan beberapatips membuat konten blog yang menarik dan berkualitas sebagai berikut:

1. Hindari plagiasi, buat konten yang orisinil

2. Mudah dipahami dan diterapkan

3. Tulislah konten yang singkat, padat dan jelas

4. Kombinasikan tulisan dengan gambar atau video

5. Buatlah konten up to date

6. No hoax, saring sebelum sharing

7. Ciptakanlah engaging content

8. Lakukan swa editing untuk menghindari typo. 

      Cikgu Tere berpesan, guru yang hebat dibekali dengan kemampuanyang lebih, yaitu keikhlasa untuk membagikan ilmu yang kita miliki. Dan sebagai blogger hendaknya kita membagikan tulisan-tulisan yang sesuai dengan identitas kita tersebut. Demikianlah akhir dari pemaparan Cikgu Tere sebelum memasuki sesi Tanya jawab.

        Pada sesi Tanya jawab, saya diberi kesempatan ketiga untuk bertanya dan saya bertanya tentang bagaimanakah supaya kita semangat membuat konten digital yang baik? Adakah trik khusus bagi para pemula seperti saya? Dan beliau menjawab bahwa sebenarnya tidak ada trik khusus, semua sangat tergantung pada pada motivasi awal kita untukmembuat konten digital tersebut. Namun agar kita tetap semangat dalam membuat konten digital, beliau menyarankan untuk bergabung dengan komunitas, agar bias saling menyemangati. Salah satunya seperti grup belajar menulis ini, beliau menjelaskan bahwa awalnya beliau malu dan ragu untuk membuat konten, namun ketika bergabung dengan komunitas, saling blog walking, saling komen, akhirnya beliau menjadi lebih semangat menulis. Beliau menyarankan agar sesekali melihat statistic pengunjung blog kita, akan ada rasa bangga ketika melihat artikel kita dibaca oleh banyak orang dan hal itu bisa membuat kita terus semangat. 

        Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dari peserta dan Alhamdulillah pelatihan menulis malam ini bisa selesai dengan baik. Demikian resume pertemuan ke enam ini, semoga dapat bermanfat bagi saya dan pembaca tulisan ini. Semangat menulis untuk masa depan.



Ketapang, 15 Januari 2021


6 komentar: