Jumat, 31 Maret 2023

Akhirnya Jadi Juga

Awal puasa ramadhan lalu, ibu beserta anak-anak berniat membuat bakso dari ikan Tilan. Sudah berusaha sekuat tenaga, mencari resep dimana-mana, mencari cara yang mudah untuk membuat bakso ikan, mulai dari searching di google sampai melihat video cara pembuatannya di youtube. Meskipun ikan yang digunakan berbeda dengan ikan yang akan dibuat bakso oleh ibu. Namun resep-resepnya bisa diadaptasi dengan mudah dan simpel.

Menyiapkan berbagai bahan dan bumbu, alhamdulillah semuanya tersedia di dapur. Ternyata membuat bakso ikan tidak banyak menggunakan bumbu-bumbu. Bahan yang digunakan untuk membuat bakso ikan adalah daging ikan Tilan, yang sudah dikerjakan setengah jadi pada awal puasa ramadhan yang lalu, daging yang sudah dipisahkan dari kulit dan tulangnya masih beku dalam freezer.


Kisah memisahkan daging ikan Tilan yang membuat capek lahir dan batin hehe. Karena prosesnya lama, dapatnya sedikit, harap maklum masih belum profesional. Dan memang belum pernah mengerjakannya sebelumnya, jadi semua anggota keluarga di rumah ini harus turut turun tangan haha, kecuali Mbah. Dagingnya keras agak kenyal dan kulitnya tebal, susah sekali melepaskan daging dari kulitnya, harus ada tenaga ekstra untuk menariknya. 

Nampaknya memang belum pernah ada yang menggunakan ikan Tilan untuk bakso. Karena banyaknya ikan Tilan dirumah, jadi ibu berinisiatif untuk mengolahnya menjadi bakso, dari pada mubazir, maksud hatinya ingin membuat inovasi dengan ikan Tilan.

Dan hari ini ibu siap untuk melanjutkan proses yang tertunda, daging ikan dikeluarkan dari freezer, ibu menyiapkan choper. Ternyata choper ini kapasitasnya hanya untuk 300 gram daging ikan. Mencoba memasukkan daging ikan sesuai kapasitas choper, dan tekan chopernya, waw daging ikan tergilas hampir sempurna. 

Langkah selanjutnya, masukkan es batu 200 gram kemudian gilas kembali sampai dagingnya lembut. Kemudian masukkan bumbu-bumbu yang terdiri dari merica bubuk, garam, penyedap secukupnya, bawang putih, dan putih telur dari sebutir telur. Semua bahan itu hanya hasil perkiraan saja, ibu menggunakan ilmu kira-kira hehe. Gilas kembali, kemudian masukkan tepung tapioka sebanyak 4 sendok dan aduk secara merata menggunakan sendok.

Daging ikan Tilan tercampur sempurna dengan semua bahan-bahan lainnya. Selanjutnya masukkan adonan tersebut ke dalam plastik, ikat dan gunting sedikit di pojok plastiknya. Siapkan air panas dalam panci, dan bakso ikan Tilan siap untuk dicetak.

Kali ini Bapak yang mencetaknya sampai selesai. Hasilnya lumayan banyak, kemudian rebus sebentar, sampai bakso ikan menggambang dan siap untuk di konsumsi.

Wangi bakso ikan tersebar dimana-mana, siap untuk menu buka puasa pake cocolan sambal yang pedas menggoyang lidah.

Tentu saja anak-anak suka sekali, waktu berbuka semangkok bakso hampir habis. Rencananya sisanya akan dimasak sop besok. 

Sebenarnya membuat bakso itu mudah, namun tinggal kita telaten atau tidak. Ayo semangat memasak untuk keluarga tercinta.


Kamis, 30 Maret 2023

Selamat Datang Di Penggorengan Udang Galah Sepit Biru

Belajar di sekolah hari ini sangat menyenangkan, anak-anak praktik membuat infografis tentang materi Segi Empat. Waktu 3 jam pelajaran tidak terasa selesai dengan cepat  padahal biasanya jam seolah-olah tidak bergerak jarumnya hehe.

Anak-anak antusias untuk mengerjakan tugas ini secara berkelompok. Model tugas seperti ini memang sengaja dipersiapkan ibu untuk pembelajaran di bulan ramadhan. Kalau hanya pakai model pembelajaran yang monoton  dikhawatirkan anak-anak akan bosan dan mengantuk efek dari bangun awal untuk sahur.

Tidak ada yang hanya diam dalam kelompok, semuanya bekerja, bertanggungjawab pada tugasnya sesuai instruksi dari ketua kelompok. Ada yang membuat tabel, ada yang mengukur dan membuat segi empat, ada yang menggunting, ada yang menempelkan gambar yang sudah selesai dibuat, dan ada yang menulis pada tabel. Semua anggota kelompok bekerja sama untuk mengerjakan tugas ini.

Tugas ini dibuat untuk 2 pertemuan, dan sesuai rancangan pembelajaran ibu, yang menduga tugas ini tidak akan selesai dalam 1 pertemuan. Diakhir jam pelajaran anak-anak belum menyelesaikan tugasnya dan akan dilanjutkan pada pertemuan minggu depan.


Anak-anak jaman sekarang lebih suka praktik atau ketrampilan, mereka bisa mengembangkan ide dan kreatifitasnya disitu, namun kadang guru kesulitan untuk membuat semua materi dalam bentuk pembelajaran ini. 

Pulang dari sekolah, ibu langsung sholat dzuhur. Setelah itu berburu takjil, khawatir kehabisan kue bingke favorit keluarga ini, dan ternyata bapak sudah memesannya dari kemarin, sehingga tinggal mengambil saja.

Berbuka puasa dilewati dengan manis, sholat taraweh dan witir juga dijalankan seperti biasanya. Dan tinggallah mengistirahatkan tubuh yang dari pagi belum merebah. 

Tiba-tiba bapak memanggil, dan menghampiri ibu dengan membawa udang galah sepit biru ditangannya. Bapak mengatakan bahwa udang galah sepit biru ibu mati, mendengar itu ada perasaan sedih karena sudah memelihara udang galah itu berbulan-bulan. Udang galah yang beratnya hampir 4 ons itu hasil memancing di Sungai Pawan. Itu adalah udang galah pertama yang berhasil dipancing oleh ibu, tentu saja sayang sekali untuk dimasak sehingga di pelihara di kolam kecil bersama ikan Koi, ikan Baong Pelangi, ikan Nila dan ikan Gurame.


Namun apa dikata, memang sudah takdirnya udang galah itu dimasak menjadi santapan di bulan ramadhan yang penuh berkah ini. Sekali ibu cek dan ricek, pada kulit udang galah ada yang terkelupas, terluka, mungkin berkelahi dengan ikan gurame yang badannya paling besar di kolam itu. Karena sudah malam akhirnya udang galah disimpan terlebih dahulu dalam lemari es. Dan saatnya  berlibur ke pantai kapuk alias kasur, bantal, dan guling.

Rabu, 29 Maret 2023

Sambal Ikan Gabus Bakar

Bulan suci ramadhan Mas pulang dari pondok pesantren, sebelum pulang kami menduga-duga pasti Mas nanti meminta dimasakkan makanan yang biasa dimasak dirumah, karena makanan di pondok pesantren menunya jelas berbeda.

Beda bukan karena lezat tidaknya, bukan karena enak tidaknya tetapi beda dalam jenis masakannya, antara masakan dari Ketapang Kalimantan Barat dan Sumenep Jawa Timur. Banyak bumbu yang berbeda dan cara pembuatannya juga berbeda. Bahkan banyak makanan yang ada di Ketapang tetapi tidak dijumpai di Jawa.

Ibu dulu juga mengalami hal seperti ini, ketika awal-awal pindah ke Ketapang Kalimantan Barat, syukurnya ibu dan Mas sama-sama tidak memilih dalam makanan, menu apapun yang ada tetap dilahap dengan sempurna. Ibu memang mengajarkan anak-anak untuk tidak memilih makanan, setiap makanan yang sudah dimasak harus dinikmati dengan ucapan syukur. Menghargai kerja keras dalam memasak makanan tersebut.

Seperti dugaan kami, sambil menempel-nempel mendekati ibu, Mas minta dimasakkan sambal ikan gabus bakar. Sambal ikan gabus yang enak dan khas rasanya, biasanya dimasak oleh almarhumah Embuk, nenek yang sudah beberapa tahun lalu meninggal dunia. Alfatihah...

Almarhumah memasaknya menggunakan minyak kelapa asli, yang dibuat sendiri menggunakan kelapa hasil kebun sendiri, sehingga rasa dan wanginya khas.

Mendengar permintaan dari Mas, akhirnya Bapak pergi untuk mancing dan casting ikan gabus di sungai-sungai kecil di belakang rumah. Alhamdulillah mendapatkan lima ekor ikan gabus yang lumayan ukurannya. Kemudian ikan gabus itu disiang dan dibersihkan, namun apa yang terjadi diluar dugaan, stok bawang merah dan cabai habis.

Rencananya sambal ikan gabus bakar ini dimasak untuk menu buka puasa, namun beberapa bumbu dapur habis maka ditunda. Waktu sudah mendekati buka puasa, jadi ikan gabus ditinggalkan terlebih dahulu, rencananya lepas sholat taraweh nanti, baru pergi belanja. Dan kami sekeluarga berbuka puasa dengan takjil lepat ubi dan gorengan.

Usai sholat taraweh kami buru-buru pergi untuk berbelanja, jaraknya lumayan jauh dari rumah, dan suasana masih gerimis. Setelah mendapatkan bumbu-bumbu yang diperlukan, sambal siap dieksekusi. Mas dan Angah mengupas bawang merah dan bawang putih, Bapak membakar ikan gabus menggunakan tempurung kelapa.

Kemudian Bapak siap untuk menguleg bumbu menggunakan cobek yang dibawa dari Jombang. Bumbu-bumbunya terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, gula dan garam. Bumbu sudah lumat dan lembut, selanjutnya masukkan ikan gabus yang sudah dibakar tadi dan uleg bersama bumbunya, jangan sampai terlalu hancur daging ikannya, cukup diuleg kasar. 

Siapkan penggorengan, karena tidak punya minyak kelapa, Bapak memasak cukup menggunakan minyak sawit yang biasa dijual diwarung-warung. Dan ikan yang sudah diuleg dengan bumbunya siap untuk digoreng. Dirasa sudah cukup layu sambalnya, maka sambal ikan gabus bakar siap disantap.

Tidak menunggu lama, Mas langsung menyendok nasi dan sambalnya, senang sekali melihatnya makan dengan lahap, sampai nambah. Tidak sia-sia jerih payah kita bersusah payah membuatkan sambal, akhirnya dapat dinikmati dengan suka cita.

Pikir kami, sambal itu untuk makan sahur, karena sudah pukul 22. 00 lebih. Tapi Mas tetep makan, karena mungkin sudah kangen dengan sambal ini, dulu Mas suka membuat bola-bola nasi yang dicampur dengan sambal ini. 

Menu sederhana yang banyak mengandung gizi, hanya membeli bumbu-bumbu, ikannya cukup mancing di sungai kecil belakang rumah, tepatnya di area persawahan yang tepat berada di belakang rumah. 

Kebanyakan para tetangga juga mancing ikan untuk memenuhi kebutuhan lauk pauknya., tidak perlu membeli dan hemat. Alhamdulillah disini masih banyak ikan di sungai-sungai sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein dalam setiap menu makan dengan mudah dan irit hehe.

Pernahkan ada yang masak sambal ikan gabus bakar? Kalau belum pernah, silahkan dicoba, rasanya maknyus...


Selasa, 28 Maret 2023

Gemerlap Lampu Menghiasi Ramadhan

Di Dusun kami hidup damai dan tenang, suasana masih sepi dan udara masih sangat bersih, bebas dari banyaknya polusi. Tidak begitu banyak hingar bingar, tidak begitu banyak kendaraan berlalu lalang. Dusun kami merupakan batas antara Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Kecamatan Benua Kayong, yang letaknya bukan di jalan provinsi. 

Beberapa malam ini, para remaja masjid sibuk di tepi jalan dusun, mereka beramai-ramai mengerjakan sebuah proyek untuk memeriahkan bulan suci ramadhan. Sebuah proyek yang setiap tahun selalu mereka kerjakan dengan kompak.

Proyek yang disupport oleh warga dusun dalam bentuk pendanaan dan lain-lain. Proyek pemasangan lampu hias di sepanjang jalan dusun. Lampu-lampu ini yang membuat dusun terasa hidup di malam hari, karena biasanya terlihat sangat muram dan buram.

Masih jarang warga dusun yang mau bersuka rela memasang lampu di tepi jalan, padahal jalan terlihat gelap di malam hari dan cenderung terlihat seram. 

Namun suasana berbeda jika sudah memasuki bulan ramadhan, semua warga antusias untuk saling memberikan bantuan untuk pemasangan lampu jalan, selain untuk bersuka cita menyambut ramadhan, juga untuk keindahan dusun. Suasana ramadhan sungguh terasa di malam hari dengan adanya gemerlap lampu yang dipasang di sepanjang jalan dusun.

Remaja masjid bekerja keras untuk menyelesaikan amanah dari warga, ide yang cemerlang dari remaja masjid untuk menghidupkan suasana ramadhan di dusun. Mereka bahu membahu dengan segala keterbatan keahlian dan pendanaan, namun mereka sangat bersemangat mengerjakan proyek ini.

Cara memasang lampu tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu lampu hias itu dipasang melengkung diatas jalan menggunakan besi. Namun tahun ini dipasang tegak di tepi jalan menggunakan kayu. Kenapa tidak dipasang seperti model tahun lalu, hal ini dikarenakan dapat mengganggu lalu lintas. Kejadian tahun lalu ada truk lewat dan membawa muatan yang tinggi, sehingga menyangkut ke lampu-lampu hias yang dipasang melengkung di atas jalan. Dan lampu-lampu hias tersebut rusak karena tiang besi dan lampu ikut terseret truk.

Itulah mengapa tahun ini dipasang tegak di tepi jalan, lampu-lampu hias itu aman dari kendaraan yang akan melintas di jalan, tidak khawatir terkena kendaraan yang lewat jalan dusun. Pengalaman adalah guru yang sangat berharga.

Baginilah hidup di dusun, suasana gotong royong masih terasa. Bercengkrama dengan warga dusun sambil mengerjakan proyek pemasangan lampu. Listrik untuk menghidupkan lampu-lampu hias ini diambilkan dari rumah warga, warga tidak keberatan untuk menyambut dan memeriahkan bulan suci ramadhan.

Proyek ini dikerjakan hampir empat hari berturut-turut, dan alhamdulillah selesai dengan sempurna. Memandangi suasana malam di dusun yang lumayan terang. Anak-anak pun sangat senang memandangi lampu-lampu hias ini, setelah taraweh mereka akan keluar rumah hanya sekedar melihat gemerlap lampu hias yang jarang ditemui di bulan-bulan lain. 

Semangat bulan ramadhan memang beda dibandingkan dengan bulan lain, sayup-sayup terdengar orang sedang melantunkan ayat-ayat suci Al qur'an dari mikrophone masjid, warga dusun sedang bertadarus setiap malam setelah sholat taraweh. Masjid yang biasanya sepi setelah sholat isya, kini ramai dari yang tua hingga anak-anak bersuka cita disana.

Selamat menikmati bulan suci ramadhan, semoga amalan-amalan baik yang kita perbuat di bulan ini dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT aamiin.


Minggu, 26 Maret 2023

Welcome Back To School

Sahur hari ini terjadi sesuatu yang tidak terduga, ketika menurunkan magicom ke lantai, terlihat nasi sisa sedikit, padahal bangun sudah pukul 03.00 wib. Bapak buru-buru masak nasi lagi, beras dicuci dan direbus terlebih dahulu, setelah mendidih dan air hampir habis pindahkan beras  setengah matang itu ke magicom, tinggal dipencet cook dan tidak lama kemudian tombol warm hidup lampunya, tandanya nasi sudah matang. Cukup 10 menit memasak dengan cara seperti ini, lebih cepat dan efisien, karena diburu waktu, khawatir imsyak. 

Setiap makan kami menggelar tikar di dapur, makan bersama melantai alias lesehan. Dengan cara ini tidak khawatir anak-anak berebut kursi dan menjatuhkan piring dan lain-lain, serta lebih terasa kekeluargaannya.

Mas bertugas menurunkan semua lauk pauk yang ada, Angah bertugas menyiapkan piring dan air cuci tangan dan Ucu bertugas mengambil piringnya sendiri serta menyiapkan air minum. Hal ini dimaksud mengajari anak-anak untuk bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan, meskipun tetap dibantu orangtua. 

Sahur menu ala kadarnya siap disantap, sayur ketumbar kacang panjang, tahu goreng, telur dadar dan rendang jengkol. Ucu paling susah makan sahur, paling lama menghabiskan nasinya. Mungkin karena mengantuk, tapi tetap diselesaikannya sampai habis.

Selesai sahur, mulai berkemas menaruh barang-barang yang kotor ke tempat pencucian, dan kembali lagi anak-anak bekerja sama untuk melakukannya. Hal ini untuk mengajari mereka hidup mandiri, apabila jauh dari orang tua mereka tidak akan kaget, dan mengerti bagaimana cara mengemasi dan membersihkan setelah makan.

Sambil menunggu adzan shubuh, anak-anak bermain, bersenda gurau, sebentar tertawa, sebentar menangis. Kami membiarkan mereka menikmati masa kecilnya, supaya kelak menjadi sebuah cerita bagi mereka.

Tibalah sholat shubuh, hebohnya anak-anak berebut wudlu selalu membuat rumah riuh, dan Mbah selalu menjadi penengah, dengan sabar membimbing cucu-cucunya. Selesai sholat shubuh bapak dan ibu masuk kamar untuk mempersiapkan baju kerja dan lain-lain.

Membuka pintu kamar, niatnya ingin ke dapur dan terlihat pemandangan yang luar biasa. Angah sudah siap sekolah, memakai baju seragam lengkap padahal masih pukul 05.00 wib. Ibu berkata bahwa sekarang masih gelap, tapi Angah menjawab dengan santai, bahwa dia ingin siap-siap supaya tidak terlambat. Sedangkan Ucu juga tidak kalah dengan Angah, sudah lengkap berseragam, dan minta disisir rambutnya, minta rambutnya diikat dua, sambil memperagakan dengan tangannya berupa tanduk dikepala.

Mereka sangat bersemangat untuk bersekolah, bahkan sudah ibu suruh baring-baring dulu sambil nunggu langit agak terang, tapi mereka tidak mau. Angah mengatakan kalau biasanya sudah waktunya berangkat sekolah, tapi hari ini masih gelap. Angah mungkin lupa kalau bulan puasa kita bangun dari waktu sahur. Sambil menunggu pukul 07.00 wib, ibu berkemas dan bersiap-siap berangkat sekolah, untuk menghargai mereka berdua yang sudah bersiap dari pukul 05.00 wib.

Sebentar-sebentar mereka berdua masuk kamar dan mengajak berangkat sekolah, padahal suasana hujan dan memang belum waktunya berangkat, akhirnya ibu mengalah membiarkan Angah berangkat sekolah pukul 06.00 wib, padahal masuk sekolah pukul 07.30 wib. Sedangkan Ucu merengek mengajak berangkat tapi tiba-tiba ibu sakit perut dan harus bolak balik ke WC, akhirnya Ucu berangkat dengan ibu diantar bapak, karena masih hujan. Padahal diantar bapak, tapi Ucu masih teguh pendirian tetap memakai jas hujan.


Selama perjalanan, ada sedikit hambatan, ada seseorang parkir sepeda motor hampir di tengah jalan, sedangkan jalan itu hanya pas untuk satu mobil, entah kemana pemiliknya. Dengan susah payah kami melewatinya, eh tepat di jalan besar ada sapi berdiri tepat di tengah jalan, jalanan jadi sedikit macet, karena nunggu sapi itu bergerak minggir. 

Dan setelah berbagai perjuangan, akhirnya sampai di sekolah dengan aman, Ucu melanjutkan perjalanan menuju TK yang letaknya memang berlawanan arah dengan tempat tugas ibu. Selamat belajar anak-anak, semoga aktivitas hari ini berjalan dengan lancar dan penuh berkah. Aamiin.

Sabtu, 25 Maret 2023

Berbagi Kasur

Waktu menunjukkan pukul 17.00 wib dan kami masih di jalan, berkeliling mencari takjil dan menyelesaikan beberapa urusan yang terbilang tidak terlalu rumit tapi menyita waktu.

Takjil yang dibeli hari ini adalah menu andalan yang murah meriah, apalagi kalau bukan berbagai macam jenis gorengan,  ada beberapa bakwan atau ote-ote (bahasa orang Jombang), ada tempe goreng, ada tahu isi bakso, dan gorengan kue kabin isi sayuran. Karena Mbah tidak terlalu ramah dengan gorengan-gorengan yang menggoda, menu takjil Mbah adalah kue ongol-ongol warna hijau dibalut parutan kelapa yang teksturnya menul-menul seperti pipi ibu hehe dan tidak lupa makanan yang berkuah santan, dengan bulatan-bulatan tepung ketan yang lembut di mulut, Kekicak namanya dalam bahasa Ketapang.

Sebenarnya tidak ingin membeli banyak jenis takjil, apa dikata makanan kesukaannya berbeda, apalagi Mbah yang memang menyukai makanan sesuai jenis usianya, makanan yang lembut dan tidak banyak mengandung minyak adalah makanan kesukaan Mbah. Sedang anak-anak dan bapak paling suka gorengan, kalau ibu makanan apapun bisa diterima oleh lidahnya hehe. Kalau mau buat takjil sendiri kadang tidak sempat, dan malah ribet karena beda-beda kemauannya.

Takjil ini merupakan hadiah untuk anak-anak, karena berhasil menjalani ibadah puasa meskipun hadiahnya harga seribuan, tapi mereka menyambut bulan ramadhan ini dengan gembira. Selain bulan ini tidak banyak ditemukan jenis-jenis kue dan makanan yang ditawarkan kedai-kedai di sepanjang jalan, tapi kalau sudah di bulan ramadhan, hampir semua tepi jalan dipenuhi dengan kedai-kedai dadakan menjual takjil.

Sayur-sayuran yang dilirik di hari yang panas ini adalah sayur bayam, tiga ikat kecil dengan harga lima ribu rupiah, dan jagung satu bungkus yang berisi tiga buah jagung agak kecil seharga enam ribu rupiah, tidak terlewat adalah tahu cina, tekstur tahunya lebih kenyal dan tidak mudah hancur, satu bungkus terdiri dari sepuluh kotak kecil-kecil dengan harga sepuluh ribu rupiah. Satu lagi yang tidak ketinggalan adalah daun kemangi, satu ikat harganya seribu rupiah.

Sesampai dirumah, menunggu anak-anak santri yang biasanya mengambil takjil dari satu rumah ke rumah warga sekitar pondok pesantren, budaya ini sudah bertahun-tahun dilaksanakan disini. Eh tapi mereka tidak datang-datang, mungkin sebelum kami pulang dari belanja tadi mereka sudah kerumah, tapi kami belum pulang. Karena kami sampai dirumah sudah pukul lima lebih. Semoga mereka memperoleh takjil yang cukup hari ini.

Rumah kami tidak jauh dari pondok pesantren, ada beberapa pondok pesantren di jalan ini. Kalau tidak salah ada empat pondok pesantren. Suasana yang menyejukkan hati, melihat anak-anak santri yang terkadang lalu lalang sibuk dengan kegiatannya.

Dengan tergesa-gesa, ibu masak sayur bening semua bahan yang sudah dibeli tadi. Potong-potong jagung, menyiangi sayur bayam dan daun kemangi, kupas bawang merah, dan cuci semuanya sampai bersih. Rebus air bersama jagung yang sudah dicuci sampai mendidih, kemudian bawang merah diiris dan dimasukkan ke dalam panci yang berisi jagung tadi, selanjutnya masukkan sayur bayam dan daun kemangi, tambah sedikit gula dan garam, tunggu sampai bayam dan daun kemangi layu, sayur bening siap disajikan. Menu segar menggelegar untuk berbuka puasa di cuaca yang lumayan panas.

Karena waktu sudah mepet untuk berbuka, maka tahu tidak sempat tergoreng, hanya sempat menggoreng stok ikan hasil mancing dan terong sisa kemarin. Ada ikan Sepat dan ikan Kepuyu yang setia menemani hari-hari kami, hasil mancing bapak dan Angah tadi pagi. 

Tibalah waktu berbuka puasa, alhamdulillah dengan semua perjalanan hari ini, semuanya berjalan dengan baik meskipun sedikit kalang kabut. Sholat maghrib ibu tidak ikut berjamaah karena harus menyelesaikan goreng ikan. Selesai sholat bapak membuat sambal tomat yang rasanya maknyus membuat lidah bergoyang. Makan sederhana begitu nikmat, karena adanya rasa syukur dengan apa yang kita miliki.

Persiapan sholat isya dan taraweh, masih dihiasi oleh anak-anak yang sebentar bercanda, sebentar nangis dan sebentar tertawa, pemandangan yang lazim setiap hari. Namun semuanya terselesaikan dengan damai. 

Ibu mencoba beristirahat setelah seharian bergelut dengan berbagai macam pekerjaan. Seperti biasa baring-baring di kasur memang selalu dirindukan untuk memberi tubuh ruang santai. Dan tiba-tiba datang Mas sambil senyum-senyum dan baring sebelah kanan dekat ibu, datang lagi Angah masih dengan lato-lato ditangannya dan bunyinya yang khas cetak cetok cetak cetok dan langsung berbaring disebelah kiri ibu, disusul paling akhir Ucu sambil senyum-senyum dan mulai berebut tempat berbaring di sebelah ibu. Akhirnya Angah mengalah dan bergeser, jadi Ucu berbaring di sebelah kiri ibu, disebelahnya lagi ada Angah yang selalu mengalah untuk adiknya.

Cerita punya cerita, bersenda gurau bersama karena Mas hampir satu tahun di pondok pesantren, jadi ini pertama kalinya mas baring disebelah ibu. Kalau adik-adiknya sering tidur dengan ibu jika kebetulan bapak sedang keluar kota. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 wib, ibu meminta kepada anak-anak untuk segera kembali ke kamarnya masing-masing dan segera tidur supaya mudah dibangunkan untuk sahur. Mereka semua menurut dan keluar kamar.

Namun apa yang terjadi? Selang beberapa menit Mas masuk ke kamar ibu dan berbaring di sebelah kiri, disusul adek-adeknya dengan posisi yang sama seperti sebelumnya. Dan akhirnya ibu membiarkan mereka tidur satu kasur dengan ibu. Mungkin mereka kangen masa-masa ini, masa dimana mereka merasakan kehangatan tidur bersama ibu, meskipun sekarang mereka sudah besar dan kasurpun hampir tidak muat untuk kami berempat.

Bapak masuk ke kamar dan kaget melihat pemandangan yang tidak biasa ini, melihat anak-anak tidur dengan pulas, bapak menyelimuti mereka dan mengalah untuk tidur di sofa dalam kamar. Indahnya berbagi kasur, meskipun kami tidur berdesak-desakan tapi ini akan dirindukan suatu saat nanti. 

Jumat, 24 Maret 2023

Ekspektasi Tidak Sesuai Harapan

Di dapur ibu sibuk menyiapkan semua bahan yang akan diolah untuk menjadi menu buka puasa yang lezat versi keluarga ini. Ada beberapa terong yang siap dijadikan sayur lodeh, ditambah tahu goreng sisa semalam. Emak-emak dituntut kreatif memasak artinya pandai mengolah dan membagi semuanya semuanya semuanya.

Cek ricek isi lemari es, ditemukan sebungkus ikan lele limbat, lele yang hidup liar di sungai atau rawa. Bentuknya mirip lele yang biasa dibudidayakan, bedanya adalah pada badan lele limbat terdapat seperti batik atau gambar bintik-bintik kuning yang indah dipandang. Keluarkan lele limbat dari lemari es, kemudian dicuci samoai bersih, disiapkan bumbu untuk menggoreng. Kali ini bapak yang akan mengeksekusinya, bapak menyiapkan bumbu-bumbunya, ada kunyit, garam, dan ketumbar dan diuleg dengan halus menggunakan cobek yang ibu bawa dari Jombang. Dan ikan lele limbat dapat digoreng dengan sempurna.

Setelah semuanya siap, ibu tiba-tiba melihat ikan Tilan yang sudah lama direncanakan untuk membuat bakso ikan. Ikan Tilan dikumpulkan dari hasil memancing di Sungai Pawan, ikannya sangat indah, pada badannya ada batiknya berwarna merah. Ikannya sangat gesit seperti ikan lele, lincah kalau sudah bergerak, sangat sulit dipegang, kulitnya sangat tebal mirip dengan ikan hiu. Akhirnya dengan modal nekat, ibu mengajak anak-anak untuk membuat bakso ikan Tilan. 

Awalnya ikan dipotong-potong, karena kulitnya yang sangat tebal jadi memerlukan pisau yang tajam untuk memotongnya. Setelah itu ikan dibelah untuk diambil dagingnya, pada proses ini sungguh mengenaskan, jari-jari banyak terluka karena duri ikan Tilan sangat tajam. Angah sampai menyerah karena susah sekali melepaskan kulit ikan dari dagingnya, tekstur dagingnya agak keras dan mengandung banyak lemaknya. Tersisa Mas dan ibu yang mengerjakannya, sedang Ucu dari tadi hanya menjadi supporter yang mondar-mandir sambil memberikan yel-yel.

Si Mas pada akhirnya ikut melambaikan bendera putih, pertanda menyerah. Sudah hampir satu jam tapi seember besar ikan belum banyak berkurang, pengen nangis tapi gimana ya haha. Bapak datang membantu ibu yang sendirian duduk manis menguliti ikan Tilan. Bapak membantu dengan gerak cepat, ternyata juga mengalami kesulitan, ah memang ikan ini luar biasa. Mengajari kita untuk bersabar di bulan ramadhan ini. 

Dapatlah seember kecil daging ikan Tilan, dengan dibantu bapak dan anak-anak untuk mengerjakannya. Ya sudahlah, cukup segitu saja karena jam sudah menunjukkan waktu ashar. Ikan yang belum diolah dimasukkan lagi ke lemari es, bahkan daging ikan Tilan yang sudah dilepas dari kulit dan tulangnya juga disimpan kembali ke dalam lemari es. Besok lagi kita lanjutkan proses pembuatan bakso dari ikan Tilan. Itupun kalau masih ada semangat haha.

Ikan yang biasanya dipakai untuk membuat bakso ikan adalah ikan Tengiri atau ikan Belidak. Ini ingin coba-coba membuat bakso dari ikan Tilan karena banyaknya stok di lemari es, dan sebagian sudah dibagi-bagikan, tapi tetap masih banyak stok. Untuk hari ini masih gagal membuat bakso dari ikan Tilan, sedikit kecewa tapi masih ada kesempatan besok lagi.

Proses pembuatan bakso yang belum berhasil hari ini, ditinggalkan. Setelah sholat ashar, kami siap menjelajah kota Ketapang, mencari takjil. Karena ini adalah buka pertama di bulan ramadhan ini, maka tidak ada salahnya memberikan kebahagiaan kepada anak-anak untuk memilih menu takjil mereka, asalkan tidak berlebihan dan sesuai dengan isi kantong.

Di perjalanan, anak-anak bersenda gurau, bercerita dan tertawa bersama. Mungkin mereka bahagia karena diajak berkeliling, anak-anak ini sangat suka berkeliling kota meskipun hanya membeli minuman susu kotak kecil, yang penting jalan-jalan. Apalagi suasana ramadhan ini, di sepanjang jalanan terlihat kedai-kedai yang menjual berbagai macam makanan, kue, minuman dan lain-lain. Jalanan macet dengan pemandangan orang-orang yang membeli takjil. Kendaraan kadang-kadang semrawut, tanoa ada yang mengarahkan.

Iseng-iseng ibu bertanya kepada Ucu, "sudah minum berapa kali hari ini?", dan Ucu hanya terdiam, tandanya memang benar-benar minum. Dan Ucu menjawab dengan lirih, "sikit buk.... cuma segini... (sambil menunjukkan dengan jarinya)".

Kamipun tertawa, ternyata Ucu diam-diam ke dapur untuk minum saat kami disibukkan dengan ikan Tilan. Ucu bermain sepeda dari lepas dzuhur  sehingga dia tidak mampu menahan haus. Padahal sudah ibu ingatkan jangan main berpana-panas di hari pertama puasa ramadhan ini. Karena ibu sibuk dengan ikan Tilan, sehingga lengah mengontrol Ucu bermain. 

Kami tidak marah kepada Ucu, hanya memberi bimbingan dan pengertian supaya besok tidak terulang lagi, semoga besok lebih kuat lagi supaya tidak kehilangan dua ribu rupiah, hadiah untuk yang berhasil puasa sehari penuh. Sebenarnya Ucu belum waktunya untuk berpuasa penuh, karena masih berumur 6 tahun, masih dalam proses belajar berpuasa. Meskipun dari PAUD dia sudah berhasil puasa penuh. Oleh karena itu kami sebagai orang tua berusaha mendampingi supaya Ucu berhasil melewati proses belajar ini dengan baik. Kami berusaha memberikan semangat dan afirmasi positif supaya proses belajar puasa ini tidak terlalu berat dan kelak akan bermanfaat untuknya.

Akhirnya kami menemukan takjil yang sesuai dengan keinginan, kue bingke telur. Segar dan lumer dimulut, kue yang menjadi takjil andalan selama bertahun-tahun. Membeli es tebu yang murah meriah, karena Mbah tidak minum es tebu maka dibelikan es parut. Selanjutnya berkeliling mencari tape yang disukai Mbah, namun karena sudah kesorean, kami tidak menemukan tape dimana-mana, akhirnya Mbah dibelikan lupis sebagai gantinya. Tidak lupa membeli kecambah dua bungkus untuk tambahan sayur lodeh.

Pulang kerumah dengan riang gembira, anak-anak sibuk menyiapkan wadah makanan untuk berbuka. Kami menyiapkan tempat berbuka di area terbuka, di teras yang berada di samping rumah, supaya tidak gerah, ditemani angin sepoi-sepoi dan hujan gerimis. Ibu sibuk di dapur masak sayur lodeh, dengan bumbu ala kadarnya dan jreng.... jreng.... sayur lodeh siap disantap untuk berbuka puasa.

Bapak dan anak-anak pergi ke makam almarhumah embuk, orang tua dari bapak yang sudah meninggal setahun lebih. Mereka mengirim doa, membaca yasin dan tahlil bersama di makam yang letaknya di samping rumah kami. Selesai dari makam, kami duduk bersama membaca ayat-ayat pendek untuk menunggu waktu berbuka puasa.

Terdengar suara adzan, alhamdulillah tiba waktu berbuka. Selamat berbuka puasa....

Duka Tidak Mengenal Ramadhan

Pagi ceria di 1 Ramadhan 1444 H, diawali dengan mengecek semua tanaman yang terguyur hujan tadi malam. Terlihat begitu segar, daun-daun basah, dan disebagian tanah masih ada tersisa genangan air hujan. 

Bapak sibuk dengan hewan-hewan ternaknya, terutama angsa yang sedang mengerami di tempat yang kurang tepat, angsa tua membuat sarang di luar rumah, tepatnya di pojokkan kolam di depan rumah. Tempat yang biasanya tergenang air setelah hujan karena dekat dengan pancuran air. 

Dan benar sekali, sarang itu tergenang air hujan. Tapi angsa tetap dengan setia mengerami telur-telurnya yang berjumlah enam butir. Dengan sigap Bapak berusaha memindahkan angsa tua beserta sarangnya ke tempat yang aman dari hujan dengan cara menggendong angsa tua itu beserta sarangnya, meskipun angsa tua itu mencoba berontak dan hampir kabur dari pelukannya.

Dengan kegigihannya akhirnya Bapak berhasil memindahkan angsa beserta sarang dan telur-telurnya ke dalam kandangnya. Namun angsa tua terlihat masih marah dengan suaranya yang begitu lantang "ngak....ngak....ngak...", angsa tua itu merajuk, dan tidak mau mengerami telur-telurnya, hanya berputar-putar dalam kandang sambil berteriak "ngak... ngak....ngak...." suara itu cukup membuat telinga gelisah, entah sampai kapan akan berhenti.

Meskipun ada kekhawatiran bahwa telur-telur itu tidak akan menetas, karena ada mitos bahwa kalau telur-telur yang sedang dierami dipindah, maka tidak akan menetas. Namun kita tetap berserah diri kepada Allah SWT yang mengendalikan segala kehidupan di bumi dan di langit. Kita tetap berusaha sesuai dengan kemampuan, dan berdoa semoga telur-telur itu bisa menetas dengan sempurna. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, dan hasilnya kita serahkan pada Allah SWT.

Tidak lama kemudian, gawai berdering. Ternyata ada pesan whatsapp dari seseorang yang memberi tahu bahwa tetangga kami yang sudah lama sakit telah meninggal dunia. Innalillahi wainna ilaihi rojiun, semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi keikhlasan. Meninggal di hari dan bulan yang baik, satu ramadhan.

Kami bergegas meninggalkan semua aktivitas di belakang rumah, setelah memberi makan semua hewan-hewan ternak. Bersiap mandi dan segera pergi takziah. Ditemani gerimis pagi ini, kami meluncur menggunakan motor kesayangan. Sesampainya di rumah duka, terlihat sudah ramai orang takziah. Keluarga yang berduka terlihat tegar dan sabar. Alhamdulillah banyak sekali yang mendoakan, selain dari masyarakat, juga ada dari para santri pondok pesantren yang memang tidak jauh dari rumah duka.

Di rumah duka ibu bertemu dengan teman kerja, yang ternyata merupakan keluarga dari almarhum, sungguh pertemuan yang tidak terduga. Setelah membaca yasin dan tahlil, jenazah segera akan dimandikan. Dan ibu berbincang dengan rekan kerja tentang tugas-tugas yang belum terselesaikan, dan saling bertukar pikiran bagaimana solusi terbaik untuk menyelesaikannya.

Dengan takziah, dapat mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini sangat singkat. Sewaktu-waktu kita bisa dipanggil, dan kita tidak bisa menolaknya. Oleh karena itu siapkan bekal kita, dengan berusaha beribadah dengan baik, sholat tepat waktu dan berbuat baik sesama manusia. Karena hidup di dunia ini hanya sesaat, maka manfaatkan untuk kebaikan meskipun tidak ada manusia yang luput dari salah dan dosa. Mohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan dan semoga kita meninggal kelak dengan husnul khotimah aamiin. 

Pulang dari takziah, bersiap untuk sholat dzuhur dan tentu saja kembali ke dapur untuk mempersiapkan menu berbuka puasa. Dan anak-anak bersiap mengaji yang dipindah jadwalnya menjadi lepas dzuhur, karena TPA libur selama bulan ramadhan dan lepas maghrib waktunya terlalu mepet. Sibuk berbuka puasa dan persiapan sholat taraweh. 

Kamis, 23 Maret 2023

Misteri Ikan Kepuyu Gosong

Persiapan sahur pertama nampaknya sudah sangat lengkap, dari sebelum sholat dzuhur ayam sudah siap saji. Namun pada kenyataannya tidak begitu, sudah diprediksi bahwa ayam akan habis sebelum dipakai untuk sahur.

Selesai sholat taraweh pertama di bulan ramadhan ini, setelah mengumumkan kejutan yang tak terduga, kami sekeluarga melepas penat dengan duduk bersama di depan ruang tengah tempat sholat taraweh. Ruang tengah ini sengaja tidak diisi apapun kecuali sebuah lemari yang diletakkan mepet ke dinding. Ruang ini dipersiapkan untuk tempat bermain anak-anak dan kalau ada acara tidak perlu lagi angkat dan pindah barang-barang, karena memang tidak ada isinya.

Bercengkrama mengisahkan perjuangan puasa anak-anak tahun lalu, mereka mendapatkan dua ribu rupiah setiap kali berhasil puasa dalam sehari. Uang itu diakumulasikan dalam satu bulan ramadhan. Ucu bercanda dengan celotehannya bahwa tahun ini minta sepuluh ribu sehari, dan ibu cuma tertawa mendengannya. Dan semuanya juga ikut tertawa.

Dan tiba-tiba teringat kembali beberapa hari sebelumnya, celengan Angah hilang. Celengan itu diisi sejak dia belum masuk PAUD sampai sekarang kelas 2 SD. Menyedihkan, hasil Angah menabung raib begitu saja. Diletakkan di dekat jendela dan hilang begitu saja, tidak terpikir bahwa di daerah kami akan ada maling, karena selama ini aman-aman saja. Bahkan sepeda motor orang-orang disini jarang sekali dimasukkan dalam rumah atau garasi kalau malam, dan tetap aman saja. Untungnya celengan Ucu diletakkan di tempat yang aman, sehingga bebas dari kelakuan jahat maling.

Entah apa yang membuat orang gelap mata, sehingga mengambil celengan Angah. Setiap membahas celengan, Angah terdiam, tersirat kecewa di wajahnya. Namun semua harus diikhlaskan dan memulai dari awal di ramadhan ini, mengumpulkan pundi-pundi uang dari sholat taraweh dan puasa ramadhan. Oleh karena itu Angah sangat gembira ketika mendapatkan kejutan dua ribu rupiah dari ibu.

Puas bersenda gurau, ibu minta diantarkan ke warung untuk belanja sayur. Karena setelah dicroscek ke dapur, ayam yang digadang-gadang untuk lauk sahur ternyata tinggal tiga potong. Karena jumlah anggota keluarga ada enam orang, maka ayam itu dirasa tidak cukup untuk sahur pertama di bulan penuh berkah ini. Intinya ayam gagal dijadikan menu utama sahur hehe.

Pergilah kami berempat, bapak, ibu, Angah dan Ucu yang bersikeras ikut, sedang Mas hanya ingin menemani Mbah dirumah. Sesampai di warung, ibu membeli sayur bayam dan jagung serta bawang merah. Harga sayur disini tergolong mahal jika dibandingkan harga sayur di Jombang Jatim. Satu ikat kecil bayam dibandrol tiga ribu rupiah, dan satu bungkus jagung berisi tiga buah jagung kecil, dibandrol dengan harga enam ribu rupiah. Sedangkan bawang merah satu ons dibandrol dengan harga lima ribu rupiah.

Itulah sebabnya di waktu luang, ibu lebih suka menanam sayur di sekitar rumah. Lebih irit dan praktis, tinggal petik jika dibutuhkan. Meskipun banyak sekali cobaan dan ujian apabila menanam sagur-sayuran.

Belanja sudah beres, singgah ke ATM terdekat dan  ternyata rusak, padahal mau menyelesaikan administrasi penerbitan buku. Akhirnya kami pulang, eh di tengah jalan terlihat es krim, akhirnya singgah beli. Senang sekali mereka yang duduk di belakang, ibunya beli es krim.

Sesampainya dirumah, semuanya makan es krim dengan semangat dan gembira. Setelah ibu dan bapak itu langsung cussssss....... ke dapur, siap-siap masak. Bapak mengeluarkan ikan kepuyu dari lemari es, ikan yang diberi oleh teman bapak pada waktu ketemu mancing tadi pagi. Ikan ini sekarang sudah jarang yang besar-besar. Dan alhamdulillah dapat rejeki, diberi ikan kepuyu ukuran jumbo. Ikan sudah disiang tadi siang, jadi tinggal diberi bumbu.

Bapak menyiapkan bumbu ikan bakar, setelah itu membalurkannya pada ikan kepuyu, dengan sigap bapak membakar ikan tersebut di atas kompor.
Sedang ibu sibuk memotong jagung dan bayam  kemudian mencucinya dan siap untuk dimasak sayur bening, agar sahur nanti merasakan sayur segar dan tidak panas. 

Bapak santai membakar ikan kepuyu, sekali ibu melihat ternyata ikannya ada yang gosong. Tapi bapak tetap semangat membakar ikan kepuyu demi mempersiapkan lauk untuk sahur. Sayur bening sudah selesai dimasak, selanjutnya goreng tahu yqng sudah diberi bumbu oleh bapak. Entah apa yang salah ku tak tahu (sambil nyanyi hehe) tahu itu meletup-letup sampai minyak terpercik ke wajah ibu, akhirnya bapak mengambil alih oekerjaan menggoreng tahu. Alhasil semua menu sahur siap sedia, menu sederhana yang dimasak dengan penuh cinta untuk keluarga terkasih.

Dibalik ikan kepuyu yang gosong, terdapat pengorbanan seorang bapak untuk keluarganya. Bapak yang selalu membantu ibu di dapur dengan segala kekurangannya. Itulah yang namanya keluarga, saling melengkapi dan bekerjasama membangun keluarga bahagia. Setelah masak kami bersiap untuk iatirahat, supaya tidak terlambat sahur.

Waktu sahur tiba, sahur pertama di bulan ramadhan 1444 H. Dan menu sederhana kami siap disantap, anak-anak semangat sekali meskipun ngantuk tapi tetap makan dengan lahap. Melihat ikan kepuyu yang gosong mereka cuma tertawa, dan bapak mengatakan bahwa yang gosong itu cuma kulitnya, dagingnya masih aman. Ikan kepuyu bakar didampingi dengan sambal limau calong, karena disini jarang sekali bahkan hampir tidak ada orang menyambal menggunakan jeruk nipis. Rasanya pas sesuai selera, lengkap dan mengenyangkan.

Sahur pertama dilewati dengan sempurna, ditutup dengan minuman hangat pelepas dahaga.  Semoga diberi kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa untuk kita semua. Aamiin


Rabu, 22 Maret 2023

Tak Terduga

Persiapan sahur pertama di bulan ramadhan ini sangat spesial, ayam siap untuk dimasak. Ayam yang sudah dibeli dari beberapa hari yang lalu dan dibekukan di frezer. Rencananya akan dimasak menjadi ayam bakar yang rasanya lezat, karena jarang sekali masak ayam bakar. Biasanya kalau sudah sering masak masakan yang sama, rasanya akan biasa saja. 

Untungnya penghuni rumah ini, selalu pasrah kalau tentang makanan. Apapun yang dimasak akan tetap dimakan meskipun rasanya kadang amburadul. Alhamdulillah kita belajar untuk bersyukur dan menghargai kerja keras yang memasak makanan, karena di keluarga ini siapa yang sempat, dialah yang masak. Tidak ada aturan khusus, bahwa ibu yang harus masak setiap hari, bapakpun luar biasa kalau urusan masak-memasak.

Sebelum sholat dzuhur, ayam sudah siap saji. Sambil menunggu bapak dan anak-anak pulang dari mancing udang, ibu makan terlebih dahulu karena tidak tahan lapar, sejak pagi belum sempat menyuap sesendok nasi, tapi sempat menyuap ubi rebus, kue, dan lain-lain hehe...

Lepas sholat dzuhur bapak dan anak-anak pulang, mereka langsung mandi dan sholat kemudian melihat isi kuali, tentu saja langsung mengambil piring dan makan. Senang hati ini melihat mereka lahap makan, sambil bercerita tentang keseruan mancing udang tadi pagi. Karena ini pertama kalinya Si Mas mancing menggunakan perahu motor, sejak kepulangannya dari pondok pesantren. Meskipun tidak dapat udang galah besar, tapi dapat udang yang lumayan serta ikan. Ikan yang masih hidup ditaruh di kolam, dibudidayakan bersama ikan koi. Kalau suatu saat tidak punya ikan untuk  dimasak, ikan di kolam itu harus rela diserok dan digoreng. 

Waktu berjalan dengan cepat, sampailah lepas maghrib kami sekeluarga menunggu pengumuman 1 ramadhan 1444 H, namun kami tidak melihatnya di TV. Akhirnya kami menunggu suara dari masjid, setelah dipastikan bahwa malam ini taraweh maka kami menyiapkan semuanya. Menghampar sajadah di ruang tengah dan menyiapkan kipas angin.  Sudah beberapa tahun ini, kami sholat taraweh dirumah untuk menemani Mbah yang sudah tidak mampu mengikuti taraweh di masjid.

Akhirnya kami berenam sholat isya dan taraweh berjamaah, seperti biasa bapak sebagai imam. Si Mas ditengah-tengah sholat taraweh sakit perut, sehingga tidak penuh mengikuti sholat taraweh karena harus ke WC. 

Si Angah panggilan untuk anak tengah, tiba-tiba luka di pipinya sedikit berdarah, dia berlari mengambil plester, dan dipasangnya sendiri  padahal ibu sudah menawarkan jasa untuk memasangnya tapi dia kekeh untuk memasangnya sendiri. Keluar dari kamar, ternyata plesternya dipasang vertikal, sampai terkena ke bulu mata, dan dia bekejar menuju shofnya untuk sholat. Selesai sholat ibu membetulkan plesternya, karena dia nangis efek bulu mata kena plester juga. Dan Si Angah berhasil sholat taraweh sampai selesai.

Sedang Si Ucu panggilan untuk anak bungsu, setiap selesai salam, selalu mengeluh letih dan bosan, harap maklum masih TK jadi masih proses belajar. Di tengah sholat taraweh dia berlari ke kamar mandi, tidak tahan mau buang air kecil sehingga dia tertinggal beberapa rokaat. 

Setelah selesai sholat isya, taraweh dan witir, seperti biasanya doa dipimpin oleh Mbah. Dan tibalah ibu mengumumkan kejutan bahwa yang sholatnya full malam ini mendapat hadiah duit dua ribu rupiah. Angah adalah pemenangnya karena sholatnya tidak ada yang tertinggal dari awal hingga akhir. Mendengar itu, Angahpun tertawa riang gembira, meskipun hadiah itu cuma dua ribu rupiah. 

Sedang Ucu hampir menangis, kecewa karena tidak mendapatkan hadiah dua ribu rupiah dan Mas santai-santai saja karena mungkin dia sekarang merasa sudah pernah mengalami proses ini. Ucu diberi pengertian supaya besok sholatnya full, sehingga bisa mendapatkan hadiah, dan dia bersemangat memulai kembali besok. 

Hadiah itu insyaAllah akan diberikan di akhir bulan ramadhan nanti, jadi harus belajar sabar. Kejutan ini sebenarnya untuk melatih anak-anak rajin sholat, dua ribu itu tidak ada artinya jika dibandingkan semangat mereka untuk belajar beribadah. 

Semoga anak-anak bisa istiqomah menjalankan ibadah di bulan ramadhan ini, bisa puasa full satu bulan seperti tahun lalu. Marhaban ya ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa 1444 H.



Minggu, 19 Maret 2023

Bakau dan Gedabuk Turut Gembira

Pagi ini suasana sangat sendu, berangkat ke sekolah ditemani rintik-rintik hujan. Langit menampakkan wajah suram, kurang bersahabat. Di sepanjang jalan yang biasanya ramai, terlihat begitu sepi. Entah semua orang yang biasanya lalu lalang lewat jalan mana? mungkin ada jalan alternatif supaya terbebas dari rintikan mesra gerimis ini.

Sesampai di sekolah, angin laut berhembus sepoi-sepoi, menambahkan suasana sunyi dan sepi yang tersirat dari pintu gerbang. Disana berdiri sosok yang tidak asing lagi, yang setiap pagi menyambut kedatangan peserta didik, guru dan TU. Sosok itu adalah Kepala Sekolah kami, bapak Parmansyah S. Pd. Berdiri tepat di depan gerbang sekolah, menyambut pagi dengan senyuman.

Parkiran masih terlihat agak sepi, alhamdulillah motor mendapatkan tempat yang aman dari hujan dan panas, tempat parkir yang ada atapnya. 

Memasuki teras sekolah, sebuah lorong yang panjang untuk sampai ke perpustakaan yang berdiri diujung lorong. Seperti biasanya pemandangan peserta didik yang sedang piket mulai ramai, ada yang membawa sapu lidi, sapu ijuk, pengepel, kemucing dan lain-lainnya.

Setiap berpapasan dengan peserta didik, mereka berhenti sejenak dan mengucapkan salam, kemudian bersalaman dan tentu saja dibalas dengan sapaan dan senyuman. Sungguh suasana yang haru, karena jaman sekarang sudah jarang budaya seperti ini. 

Sampai di depan perpustakaan, tidak lupa menyapa kakak yang jaga kantin. Dengan senyum yang khas, Kakak Atik membalas sapaan. Letak kantin bersebelahan dengan perpustakaan, sehingga sangat strategis. Lapar tinggal datang ke sebelah, haus tinggal pesan ke sebelah, yang jelas harus bayar hehe...

Perpustakaan adalah kantor tempat tugas yang setia menemani setiap hari. Masuk ke perpustakaan, menaruh barang- barang berupa bekal makanan, tas, dan jaket. Kemudian menemani peserta didik piket membersihkan perpustakaan dan bersiap mengikuti upacara. 

Tidak lama kemudian terdengar bel yang menandakan masuk dan akan dilaksanakan upacara bendera setiap hari senin. Meskipun suasana masih mendung dan air langit hampir tercurah ke bumi namun upacara tetap dilaksanakan dengan baik dan lancar.

Selesai upacara, hujanpun turun dengan lebatnya. Langit serasa tidak mampu lagi menopang beratnya curahan air sehingga menjatuhkannya dengan suka cita. Pohon bakau dan Gedabuk  yang tumbuh dengan subur di tengah-tengah sekolah turut memancarkan kesegarannya, menerima dengan senang hati limpahan rahmat yang penuh berkah. Sekolah kami terletak di tepi pantai, tidak heran jika di sekitarnya ditemui banyak pohon bakau dan pohon gedabuk serta tanaman-tanaman. Bahkan pohon tembakau ini dilestarikan, sering diadakan penghijauan dengan menanam pohon bakau di sepanjang pantai Sungai Jawi dan Sungai Pelang.

Suasana syahdu menyelimuti jam pelajaran pertama, semilir angin menambah rasa dingin yang menusuk sampai ke tulang. Bunyi guntur yqng menggelegar memecah suasana dingin di kelas. Hari ini mengajak peserta didik untuk belajar di perpustakaan, memanfaatkan buku-buku yang siap sedia di perpustakaan.

Sampai jam pelajaran keempat hujan masih belum reda. Istirahat terdengar agak sepi karena suara dari kelas terkalahkan oleh lebatnya hujan.
Terlihat mondar-mandir suasana di depan perpustkaan, hebohnya kantin sebelah dengan suara pesanan dan antrian.

Dan sampai detik ini masih menunggu bakwan dan tempe goreng yang panas-panas. Semoga masih kebagian jatah, untuk menemani segelas besar milo hangat dan bekal nasi pakai telur ceplok, ikan baong serta ikan kekepar.

Memang pas untuk suasana hujan seperti ini. Makan dan minum minuman yang hangat menjaga kestabilan badan.

Sungai Pelang
Senin, 20 Maret 2023


Kamis, 16 Maret 2023

Berburu Cacing Nipah

Bagi para pemancing udang, sudah tidak asing lagi dengan yang namanya cacing nipah. Harta karun yang tidak ternilai bagi para pemancing udang galah. Cacing nipah adalah umpan yang disukai oleh udang galah. Sehingga cacing ini sangat dicari.

Harga cacing nipah termasuk bergengsi, 1 ekor bisa mencapai Rp. 20.000,00. Sebuah harga yang fantastis untuk seekor cacing.

Kenapa harga cacing nipah tergolong mahal? Cacing ini hanya hidup di sekitar pohon nipah. Cara memperolehnya dengan cara digali, tanah yang basah habitat yang paling disukai cacing nipah. Nama cacing nipah sendiri diambil dari nama pohon nipah sebagai tempat habitat cacing ini. Pohon nipah hidup subur di daerah pantai, yang tanahnya berlumpur.

Kalau bisa dibudidayakan, cacing nipah ini merupakan komoditas yang menguntungkan. Tapi selama ini, di kabupaten Ketapang belum pernah saya menemukan tempat budidayanya. Cacing nipah biasa dijual di toko alat-alat pancing dan di toko yang menjual beberapa makanan hewan ternak.

Beberapa minggu yang lalu, bersama beberapa murid-murid, kami mencoba mencari cacing nipah. Dan hasilnya lumayan, meskipun agak kecil-kecil. Pengalaman pertama bagi kami mencari cacing nipah dengan cara menggali di sekitar pohon nipah menggunakan parang dan cangkul.

Meskipun di bawah terik matahari, di belakang rumah salah satu murid, kami menikmati proses yang melelahkan itu, berpetualang yang mengasyikkan. Sebuah pengalaman yang tidak terlupakan, disertai candaan dan tidak lupa selfi serta membuat video untuk kenang-kenangan.

Ternyata mencari cacing nipah tidak semudah yang dibayangkan, perlu tenaga untuk mencangkul tanah. Itulah mengapa harga cacing nipah menjadi mahal.

Adakah yang berminat membudidayakan atau mencari cacing nipah?

Selamat mencoba...

Senin, 13 Maret 2023

Strategi Dan Taktik Promosi Buku

Narasumber materi ini adalah seorang penulis buku yang hebat, penulis buku best seller “Man Jadda Wajada” yaitu bapak Akbar Zainudin. Selain menjadi penulis, beliau juga seorang trainer menulis yang tidak diragukan lagi kemampuannya, banyak sekali memberikan pelatihan tentang menulis ke berbagai propinsi di Indonesia.

Berikut ini adalah pemaparan materi dari bapak Akbar Zainudin

APA ITU PROMOSI BUKU
Promosi adalah cara kita memberikan informasi tentang produk kepada konsumen agar mereka tertarik dan mau membeli produk kita. Promosi buku adalah cara kita mengenalkan buku yang kita miliki kepada audiens kita agar mereka tertarik dan mau membeli.

MENGAPA PROMOSI BUKU ITU PENTING
Promosi buku itu penting karena sebagus apapun buku kita kalau konsumen atau audiens tidak mengetahui produk kita, maka mereka tidak akan tertarik, apalagi mau membeli buku kita.

Beberapa tujuan dari promosi buku adalah:
1. Membuat audiens mengenal (tahu) buku kita.
2. Membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh.
3. Meyakinkan konsumen untuk membeli buku.
4. Mengharapkan konsumen agar mau merekomendasikan buku kita kepada orang lain.

TUJUH PROGRAM PROMOSI BUKU.
Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

1. LAUNCHING BUKU
Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.

Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.
Sekarang ini program launching buku semakin mudah. Dengan adanya Media Sosial, kita bisa melakukan program launching buku ini bahkan dari rumah. Bisa melalui FB, IG, ataupun Youtube.

Buatlah program Launching buku, live di FB, IG, atau Youtube. Undang kawan-kawan kita. Ajak mereka berpartisipasi. Launching buku kalau perlu setiap bulan. Kan ngga harus sekali. Bulan ini Launching Pertama, Bulan depan Launching kedua, ketiga, dan seterusnya. Kalau setiap bulan kita launching buku kita, setahun kita sudah 12 kali launching buku. Keren, kan?

2. BEDAH BUKU
Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.

Sekali lagi, yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

3. SEMINAR ATAU PELATIHAN
Lakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.

Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

4. MEMBANGUN KOMUNITAS
Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.

Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. Bapak Akbar membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya dengan membentuk WA Grup. Sesekali seminar melalui Zoom.

5. MEMBANGUN JARINGAN RESELLER.
Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.

6. MENJUAL BUKU DI MARKETPLACE
Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.

Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

7. MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL
Memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.

Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.

Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan.
Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

Sebagai catatan penutup, sebagai seorang penulis, kita harus bisa memiliki beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku. 

Berikut ini keterampilan tersebut:
A. Keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.

B. Kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21.

C. Memanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena sekarang masanya seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.

Demikianlah hasil dari pemaparan materi ini, selamat membaca semoga bermanfaat.

Jumat, 10 Maret 2023

Membuat Cover Buku Bermakna

 



Malam ini penuh dengan motivasi yang mengguncang semangat dalam diri, contohnya pada beberapa kalimat berikut:

1.       Satu detik berlalu lebih berharga daripada 1000 hari yang akan datang. Jangan menunda waktu

2.      Sebaik-baik karya tidak semua orang suka, sejelek-jelek karya masih ada yang suka.

3.      Tetaplah berkarya dan percaya diri itu penting.

Cara membuat cover buku yang menarik sebagai berikut:

1.      Menentukan tema atau pesan yang ingin disampaikan melalui buku.

2.      Menggunakan font yang mudah dibaca dan sesuai dengan tema buku.

3.      Memilih warna yang menarik dan relevan dengan isi buku.

4.      Menggunakan gambar atau ilustrasi yang berkaitan dengan isi buku.

5.      Ukuran dan tata letak yang tepat untuk cover buku harus dipertimbangkan dengan matang.

6.      Cover buku mencerminkan isi buku dan menarik minat calon pembaca.

Terdapat beberpa aplikasi yang dapat digunakan dalam membuat cover buku sebagai berikut:

1.     Power point

2.    Corel Draw

3.    Adobe photoshop

Membuat cover buku tidak bisa sembarangan mengutip atau mengambil bagian gambar, elemen gambar dan gambar serta unsur apapun secara sembarangan. Karena pada hakikatnya semua itu mempunyai hak cipta atau lisensi. Apabila belum punya lisensi pada gambar yang digunakan, lebih baik memakai jasa desain grafis. Agar cover buku kita aman dari pelanggaran hak cipta atau lisensi.

Sebuah cover buku dapat menjadi alat promosi yang utama untuk buku, oleh karena itu lebih baik menggunakan desain yang sudah berlisensi.

Banyak sekali aplikasi editing, namun tidak semua dapat dipakai secara luas, kecuali dipakai untuk kepentingan sendiri tanpa ada unsur comersial use.

Oleh karena itu kita wajib berhati-hati agar tidak melanggar undang-undang hak cipta dalam membuat cover buku.