Jumat, 24 Maret 2023

Ekspektasi Tidak Sesuai Harapan

Di dapur ibu sibuk menyiapkan semua bahan yang akan diolah untuk menjadi menu buka puasa yang lezat versi keluarga ini. Ada beberapa terong yang siap dijadikan sayur lodeh, ditambah tahu goreng sisa semalam. Emak-emak dituntut kreatif memasak artinya pandai mengolah dan membagi semuanya semuanya semuanya.

Cek ricek isi lemari es, ditemukan sebungkus ikan lele limbat, lele yang hidup liar di sungai atau rawa. Bentuknya mirip lele yang biasa dibudidayakan, bedanya adalah pada badan lele limbat terdapat seperti batik atau gambar bintik-bintik kuning yang indah dipandang. Keluarkan lele limbat dari lemari es, kemudian dicuci samoai bersih, disiapkan bumbu untuk menggoreng. Kali ini bapak yang akan mengeksekusinya, bapak menyiapkan bumbu-bumbunya, ada kunyit, garam, dan ketumbar dan diuleg dengan halus menggunakan cobek yang ibu bawa dari Jombang. Dan ikan lele limbat dapat digoreng dengan sempurna.

Setelah semuanya siap, ibu tiba-tiba melihat ikan Tilan yang sudah lama direncanakan untuk membuat bakso ikan. Ikan Tilan dikumpulkan dari hasil memancing di Sungai Pawan, ikannya sangat indah, pada badannya ada batiknya berwarna merah. Ikannya sangat gesit seperti ikan lele, lincah kalau sudah bergerak, sangat sulit dipegang, kulitnya sangat tebal mirip dengan ikan hiu. Akhirnya dengan modal nekat, ibu mengajak anak-anak untuk membuat bakso ikan Tilan. 

Awalnya ikan dipotong-potong, karena kulitnya yang sangat tebal jadi memerlukan pisau yang tajam untuk memotongnya. Setelah itu ikan dibelah untuk diambil dagingnya, pada proses ini sungguh mengenaskan, jari-jari banyak terluka karena duri ikan Tilan sangat tajam. Angah sampai menyerah karena susah sekali melepaskan kulit ikan dari dagingnya, tekstur dagingnya agak keras dan mengandung banyak lemaknya. Tersisa Mas dan ibu yang mengerjakannya, sedang Ucu dari tadi hanya menjadi supporter yang mondar-mandir sambil memberikan yel-yel.

Si Mas pada akhirnya ikut melambaikan bendera putih, pertanda menyerah. Sudah hampir satu jam tapi seember besar ikan belum banyak berkurang, pengen nangis tapi gimana ya haha. Bapak datang membantu ibu yang sendirian duduk manis menguliti ikan Tilan. Bapak membantu dengan gerak cepat, ternyata juga mengalami kesulitan, ah memang ikan ini luar biasa. Mengajari kita untuk bersabar di bulan ramadhan ini. 

Dapatlah seember kecil daging ikan Tilan, dengan dibantu bapak dan anak-anak untuk mengerjakannya. Ya sudahlah, cukup segitu saja karena jam sudah menunjukkan waktu ashar. Ikan yang belum diolah dimasukkan lagi ke lemari es, bahkan daging ikan Tilan yang sudah dilepas dari kulit dan tulangnya juga disimpan kembali ke dalam lemari es. Besok lagi kita lanjutkan proses pembuatan bakso dari ikan Tilan. Itupun kalau masih ada semangat haha.

Ikan yang biasanya dipakai untuk membuat bakso ikan adalah ikan Tengiri atau ikan Belidak. Ini ingin coba-coba membuat bakso dari ikan Tilan karena banyaknya stok di lemari es, dan sebagian sudah dibagi-bagikan, tapi tetap masih banyak stok. Untuk hari ini masih gagal membuat bakso dari ikan Tilan, sedikit kecewa tapi masih ada kesempatan besok lagi.

Proses pembuatan bakso yang belum berhasil hari ini, ditinggalkan. Setelah sholat ashar, kami siap menjelajah kota Ketapang, mencari takjil. Karena ini adalah buka pertama di bulan ramadhan ini, maka tidak ada salahnya memberikan kebahagiaan kepada anak-anak untuk memilih menu takjil mereka, asalkan tidak berlebihan dan sesuai dengan isi kantong.

Di perjalanan, anak-anak bersenda gurau, bercerita dan tertawa bersama. Mungkin mereka bahagia karena diajak berkeliling, anak-anak ini sangat suka berkeliling kota meskipun hanya membeli minuman susu kotak kecil, yang penting jalan-jalan. Apalagi suasana ramadhan ini, di sepanjang jalanan terlihat kedai-kedai yang menjual berbagai macam makanan, kue, minuman dan lain-lain. Jalanan macet dengan pemandangan orang-orang yang membeli takjil. Kendaraan kadang-kadang semrawut, tanoa ada yang mengarahkan.

Iseng-iseng ibu bertanya kepada Ucu, "sudah minum berapa kali hari ini?", dan Ucu hanya terdiam, tandanya memang benar-benar minum. Dan Ucu menjawab dengan lirih, "sikit buk.... cuma segini... (sambil menunjukkan dengan jarinya)".

Kamipun tertawa, ternyata Ucu diam-diam ke dapur untuk minum saat kami disibukkan dengan ikan Tilan. Ucu bermain sepeda dari lepas dzuhur  sehingga dia tidak mampu menahan haus. Padahal sudah ibu ingatkan jangan main berpana-panas di hari pertama puasa ramadhan ini. Karena ibu sibuk dengan ikan Tilan, sehingga lengah mengontrol Ucu bermain. 

Kami tidak marah kepada Ucu, hanya memberi bimbingan dan pengertian supaya besok tidak terulang lagi, semoga besok lebih kuat lagi supaya tidak kehilangan dua ribu rupiah, hadiah untuk yang berhasil puasa sehari penuh. Sebenarnya Ucu belum waktunya untuk berpuasa penuh, karena masih berumur 6 tahun, masih dalam proses belajar berpuasa. Meskipun dari PAUD dia sudah berhasil puasa penuh. Oleh karena itu kami sebagai orang tua berusaha mendampingi supaya Ucu berhasil melewati proses belajar ini dengan baik. Kami berusaha memberikan semangat dan afirmasi positif supaya proses belajar puasa ini tidak terlalu berat dan kelak akan bermanfaat untuknya.

Akhirnya kami menemukan takjil yang sesuai dengan keinginan, kue bingke telur. Segar dan lumer dimulut, kue yang menjadi takjil andalan selama bertahun-tahun. Membeli es tebu yang murah meriah, karena Mbah tidak minum es tebu maka dibelikan es parut. Selanjutnya berkeliling mencari tape yang disukai Mbah, namun karena sudah kesorean, kami tidak menemukan tape dimana-mana, akhirnya Mbah dibelikan lupis sebagai gantinya. Tidak lupa membeli kecambah dua bungkus untuk tambahan sayur lodeh.

Pulang kerumah dengan riang gembira, anak-anak sibuk menyiapkan wadah makanan untuk berbuka. Kami menyiapkan tempat berbuka di area terbuka, di teras yang berada di samping rumah, supaya tidak gerah, ditemani angin sepoi-sepoi dan hujan gerimis. Ibu sibuk di dapur masak sayur lodeh, dengan bumbu ala kadarnya dan jreng.... jreng.... sayur lodeh siap disantap untuk berbuka puasa.

Bapak dan anak-anak pergi ke makam almarhumah embuk, orang tua dari bapak yang sudah meninggal setahun lebih. Mereka mengirim doa, membaca yasin dan tahlil bersama di makam yang letaknya di samping rumah kami. Selesai dari makam, kami duduk bersama membaca ayat-ayat pendek untuk menunggu waktu berbuka puasa.

Terdengar suara adzan, alhamdulillah tiba waktu berbuka. Selamat berbuka puasa....

2 komentar: