Senin, 26 April 2021

Tujuh hari Menulis Buku Nonfiksi


 

Musiin, M.Pd adalah narasumber belajar menulis malam ini, beliau adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan dan tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Bersembilan telah berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko dan bukunya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya beliau berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.

Prof. Eko diibaratkan sebagai seorang Master  Chef  yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula. Judulnya Is There A Book Inside You?”.  Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Jadi, bergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir cinta menulis.

Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasan Ibu Musiin ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:

1.         Mewariskan ilmu lewat buku.

2.         Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.

3.         Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa beliau ingin menjadi penulis. Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.  Pikiran menjadi penulis mengantarkan ibu Musiin mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan  tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko).

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.      Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit), contoh: Buku Pelajaran.

2.      Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses, contoh: Buku Panduan.

3.      Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang ibu Musiin pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni pola klaster.

Proses penulisan buku terdiri dari 4 langkah, yakni:

1.         Pratulis

2.         Menulis Draf

3.         Merevisi Draf

4.         Menyunting Naskah

5.         Menerbitkan

Langkah Pertama, pratulis. Kegiatan dalam langkah pertama ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tema, Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

2. Menemukan ide, Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari:

a. Pengalaman pribadi

b. Pengalaman orang lain

c. Berita di media massa

d. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

e. Imajinasi

f. Mengamati lingkungan

g. Perenungan

h. Membaca buku

Tema yang diangkat di buku beliau adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof. Ekoji. Channel youtube dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.

 

3.         Merencanakan jenis tulisan

4.         Mengumpulkan bahan tulisan. Referensi berasal dari data dan fakta yang ibu Musiin peroleh dari literasi di internet. Referensi terdiri dari :

a. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal ;

b. Keterampi lan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal ;

c. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

d. Penemuan yang telah didapatkan.

e. Pemikiran yang telah direnungkan

5.         Bertukar pikiran

6.         Menyusun daftar

7.         Meriset

8.         Membuat Mind Mapping

9.         Menyusun kerangka, dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, ibu Musiin mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be

Pak Yulius adalah penulis hebat alumni gelombang 8 yang juga berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko. Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Berikut ini adalah anotomi buku nonfiksi:

1.         Halaman Judul

2.         Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.         Halaman Daftar Isi

4.         Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.         Halaman Prakata

6.         Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.         Bagian /Bab

8.         Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.         Halaman Glosarium, glosarium adalah daftar kata atau istilah (yang ada di buku yang kita tulis) yang disusun secara alfabetis dan dilengkapi dengan penjelasan tentang kata/istilah tersebut.

 

10.       Halaman Daftar Pustaka

11.       Halaman Indeks

12.       Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua, menulis draf. Berikut ini adalah kegiatan dalam menulis draf:

1.         Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.         Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga, merevisi draf. Terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:

1.         Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.         Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat, menyunting naskah (KBBI dan PUEBI), terdiri dari:

1.         Ejaan

2.         Tata bahasa

3.         Diksi

4.         Data dan fakta

5.         Legalitas dan norma.

Menyunting naskah berkaitan dengan ejaan, tata bahasa, pilihan kata, data dan fakta, legalitas dan norma. Untuk ejaan, tata bahasa dan diksi beliau menggunakan PUEBI dan KBBI, sedangkan untuk memeriksa data dan fakta yang kita tuliskan dengan memeriksa dari berbagai sumber. Tujuan dari menyunting adalah memperbaiki kesalahan-kesalahan mekanis dan substantif. Untuk lebih meyakinkan, kita bisa menggunakan jasa editor untuk menyunting.

Hambatan-hambatan dalam menulis

1.         Hambatan waktu

2.         Hambatan kreativitas

3.         Hambatan teknis

4.         Hambatan tujuan

5.         Hambatan psikologis

Hambatan terakhir yakni hambatan psikologis adalah yang sangat berat. Ini berkaitan dengan deadline yang diberikan. Justru deadline ini yang menjadi trigger untuk segera menyelesaikan tulisan. Hambatan psikologis, ada target yang harus kita capai. Ibarat pelari, garis finish sudah di depan mata dan sorak sorai penonton bergemuruh. Bagi ibu Musiin hal yang paling sulit adalah mengalahkan rasa takut yang muncul dari diri kita. Cara mengatasinya dengan mengembalikan ke tujuan awal, tetap fokus pada tujuan dan membayangkan buku kita selesai dan terpajang di toko buku dan beberapa trik sebagai berikut:

1.         Banyak membaca.

2.         Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.

3.         Disiplin menulis setiap hari.

4.         Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak).

Mengenai ilustrasi gambar dalam sebuah buku tidak ada keharusan untuk menyertakan gambar, itu semua tergantung kebutuhan penulis untuk memperjelas ide yang ingin kita tuliskan. Jika kita harus menyertakan gambar, supaya tidak melanggar hak cipta, kita cantumkan sumber gambar tersebut.

Sedikit tambahan mengenai artikel, terdiri dari 2 yakni artikel populer dan artikel ilmiah. artikel populer diterbitkan di media massa, sedangkan artikel ilmiah diterbitkan di jurnal ilmiah. Judul buku ataupun artikel itu harus mencerminkan ide utama atau memberi informasi kepada pembaca tentang konsep yang akan dibahas. Judul artikel populer biasanya lebih provokatif dan menimbulkan rasa ingin tahu pembaca.

Untuk menghasilkan karya memang banyak godaannya. Apabila sudah hampir mencapai garis finish, tinggal beberapa meter sudah sampai di garis finish. Ayo semangat. Agar tidak jenuh, kita bisa meminta teman yang berkompeten dalam dunia tulis menulis, membaca draf buku karya kita.

Teknik parafrase agar terhindar dari plagiarisme adalah dengan membaca sumber aslinya dan memahami dengan benar. Kita bisa menuliskan kembali dengan kata-kata atau kalimat kita sendiri. Ini berarti harus memperbanyak kosa kata dan pengetahuan. Dan jangan lupa tetap mencantumkan sumbernya.

Trik untuk menaklukkan tantangan menulis buku dalam tujuh hari dari Prof Eko adalah seperti lirik di  lagu Meraih Bintang. TERUS  FOKUS SATU TITIK, yaitu tujuan menulis buku akan menorehkan sejarah yang bisa dikenang anak cucu. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. TAKE IT OR LEAVE IT.

Demikian pemaparan dari ibu Musiin pada pelatihan belajar menulis gelombang 17 malam ini, Semoga ilmu ini bisa membantu menaklukkan tantangan untuk menulis buku dalam 7 hari.

Konsistensi Tarian Pena Dalam Blog

 


 




Belajar menulis, pelatihan yang saya ikuti sejak awal Januari 2021. Dengan bekal nekat saja untuk memberanikan diri mendaftar, karena memang saya belum pernah mengetahui seluk beluk tentang menulis. Alhamdulillah sampai bulan Februari ini masih bertahan dan berusaha mengikuti pelatihan belajar menulis ini dengan konsisten, meskipun banyak drama dalam setiap pertemuannya.

Seperti kejadian malam ini, dari maghrib listrik padam, padahal tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba listrik padam. Dan mengenaskan, baterai gawai hanya tersisa 15% saja, berharap dalam beberapa menit listrik kembali hidup. Namun usut punya usut, ternyata hari ini tempat kami terkena jadwal pemadaman bergilir sampai jam 22.00 WIB, tinggal pasrah dan berharap semoga suami cepat pulang dan menghidupkan genset. Dalam lamunan dan keremangan malam, tiba-tiba anak pertamaku berkata “Ibuk Chandra hidupkan genset ya?”. Tiada kusangka dan kuduga, ternyata anakku bisa menghidupkan genset. “Bapak sudah mengajari Chandra bagaimana cara menghidupkan genset” kata Chandra menimpali. Alhamdulillah akhirnya bisa mengikuti pelatihan belajar menulis dengan aman dan tentram.

Pertemuan belajar menulis malam ini kedatangan narasumber yang luar biasa, bapak Dedi Dwitagama, guru di SMKN 50 Jakarta mengajar bidang studi Matematika dengan materi: Komitmen Menulis dan Berkarya Melalui Blog. Dan moderator malam ini adalah Mr. Bams. Pertemuan kali ini diawali dengan mendengar suara narasumber melalui podcast disini:

https://open.spotify.com/show/682AwWJf6kp1X8GfdJumED

Berdasarkan pemaparan dari Pak Dedi, sejarah blog, mulai 2003, ditemukan oleh Evan Williams, lahir di Nebraska pada 31 Maret 1972. Pak Dedi telah mengelola blog sejak 2005 di blogger.com, blog pertama beliau adalah http://dwitagama.blogspot.com/

Mulai tahun 2007 muncul wordpress.com, dan beliau berpindah ke wordpres, ini alamat blognya https://dedidwitagama.wordpress.com/

Beliau mendokumentasikan perjalanan ngamen di dalam dan luar negeri di blog khusus https://trainerkita.wordpress.com/ Beliau juga punya hobby fotografi dan mendokumentasikannya di blog https://fotodedi.wordpress.com/

Kapankah blog digunakan di Indonesia? Sebenarnya sebelum blogger.com dilaunching, di Indonesia pernah ada aktifis media yang menulis di web berbasis msn, dulu berupa website biasa polanya mirip blog, tetapi lebih ramai lagi tahun 2004 setelah blogger ditemukan.

Bagaimana cara memanfaatkan blog secara efektif untuk di pergunakan sebagai media pembelajaran? siapkan bahannya berupa meteri pembelajaran dalam bentuk apa saja seperti word, powerpoint, foto, video, dan sebagainya, lalu masukkan bahan itu di blog anda dan berikan kepada murid atau teman sejawat yang memerlukannya. Ini contoh PJJ beliau dengan murid-murid di era pandemi https://dedidwitagama.wordpress.com/2021/02/15/perbandingan-trigonometri-sudut-sudut-berelasi/

Kelebihan wordpres sehingga Pak Dedi pindah dari Blog ke Wordpres. Banyak orang yang beranggapan dalam Wordpres untuk tulisan cerita, banyak yang picisan. Betulkah? Lalu yang terbaik yang mana? Blog atau Wordpres?

Seperti pada situasi lain di bidang teknologi, kemunculan teknologi terbaru umumnya melebihi teknologi sebelumnya dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada edisi lebih lama dan lebih bagus, tapi semua tergantung selera, ada orang yang senang mobil tua walau mobil baru terus bermunculan. Masalah selera, tapi Pak Dedi lebih suka wordpress, lebih kaya dan lebih mudah, bahkan ada aplikasinya di playstore, sekarang bisa ngeblog sambil nunggu anak saat menjemput di sekolahnya atau saat menunggu istri belanja di pasar, cuma menggunakan gawai.

Blog yang baik itu sangat relatif, sama dengan fenomena instagram dan tiktok, baik dan tidak baik batasnya bias, soal mana yang lebih diminati itu juga tidak ada pedoman, suka-suka netizen saja.

Blog yang ramai pengunjungnya adalah blog yang banyak menjawab kebutuhan pengguna internet, cara menghasilkan uang bisa dengan klikbait atau jumpa pengunjung, namun Pak Dedi tidak menggunakan itu, penghasilannya diperoleh dari orang-orang yang menemukannya lewat kata kunci di google sehingga terhubung dengan blognya. Kemudian Beliau sering diundang terbang keliling dunia dan disediakan kamar hotel, plus dpt transport, seribu lebih perjalanan berbagi yang bisa  dilihat di link: https://trainerkita.wordpress.com/

Isi blog itu menjadi hak otoritas pemilik blog sepenuhnya, seperti di dunia vloger youtube, setiap orang bebas mengisi blognya dengan apa saja yang diinginkan, nanti akan terlihat mana yang netizen paling suka, ini bisa dilihat dari statistik blog. Apapun yang mau ditulis dalam blog, tulis saja dan terbitkan/uplaod, jika terasa ada yang kurang bagus beberapa hari kemudian, itu bisa diedit, kalau menurut anda tidak bagus postingan bisa dihapus, tapi harus hati-hati dengan UU ITE, tuliskan yang aman-aman saja, hindari kritik pejabat dan membawa nama pejabat.

Blog ketika dikelola dengan baik, bisa menjadi sandaran hidup. Bisa menarik iklan, dan menghasilkan uang. Agar blog banyak pengunjung, tuliskan banyak hal yang kira-kira dibutuhkan banyak orang dan bermanfaat tentunya, gunakan tagar yang sedang ramai dibicarakan orang, iklan akan datang sendiri, mereka akan menghubungi pemilik blog melalui email dan telepon, makanya harus mencantumkan nomer kontak di blog, supaya mudah dihubungi.

Jika ingin monetisasi (mengkomersilkan) blog atau tidak itu hak adalah hak pemilik blog, tapi kalau blog saja belum punya, jangan dulu mikir kesana, pikirkan dulu cara membuat blog dan usahakan untuk banyak jumlah pengunjung serta kemanfaaatannya buat semesta, setelah itu Tuhan bakal datangkan rejeki dari tempat yang tidak terduga.

Blog bayar atau gratis secara penampakan hampir sama, bedanya kalau yang bayar iklannya bisa dikendalikan oleh pemilik, sedangkan yang gratis iklannya tergantung dari penyedia platform. Kalau blog berbayar,  jika satu tahun anda tidak membayar iuran, maka blog anda akan hilang terhapus dari jagat maya, sedangkan kalau gratis blog tayang terus walaupun tidak kita urus dan tidak kita bayar. “Kalau ada yang gratis kenapa harus yang bayar” ini ditulis oleh Budi Rahardjo, PhD, blogger yang dosen ITB, beliau mengklaim sebagai pembuat website pertama di Indonesia yang webnya masih jalan sampai sekarang. Ini blog pak budi https://rahard.wordpress.com/

Yang paling berat dalam mengelola blog adalah konsistensi dan komitmen blogging, banyak orang yang punya blog sekian tahun yang lalu, tapi kemudian terbengkalai tidak lagi diisi hingga lupa passwordnya dan akibatnya membuat blog baru lagi, tapi mangkrak lagi tidak berkelanjutan, inilah kendala yg paling sukar dalam mengelola blog. Supaya tidak kehabisan ide menulis di blog, biasanya Pak Dedi melakukan blogwalking atau berkunjung ke blog teman atau siapa saja, membaca apa saja, lalu menemukan ide dan ditulis dengan bahasa sendiri, dilengkapi dengan gambar ilustrasi pendukung dan ketika selesai menulis langsung di upload, meskipun cuma dua alinea cukup, kadang cuma satu baris kalimat. Ini contoh blog Pak Dedi yang minim kata https://fotodedi.wordpress.com/

Pak Dedi juga ngeblog di kompasiana sejak tahun 2008, platform buatan kompas gramedia, disini https://www.kompasiana.com/dwitagama

Pak Dedi tidak mengkhususkan waktu secara terjadwal untuk menulis blog, kapan saja saat ada ide untuk menulis, apalagi sekarang bisa menggunakan gawai, saat menunggu pesanan makanan di resto, menunggu jadwal peasawat, menunggu istri selesai belanja, atau kapan saja, saat ada ide, ambil gawai dan posting. Jika banyak ide yang dituliskan, semua diposting dan penanyangannya dijadwalkan setiap sekian waktu sekali sesuai kehendak.

Secara umum blog kompasiana dg wordpress.sama, krn tampaknya kompasiana juga memakai platform wordpress, jadi kalo kita bisa pakai wordpress, pasti bisa ngeblog di kompasiana, bedanya kalau di wordpress bisa kopi paste tulisan siapa saja dan tidak kena sangsi, tapi kalau di kompasiana, jika anda kopi paste melebihi 25 % dari tulisan anda maka kompasiana akan menghapus tulisan anda dari blognya, karena kompas punya software melacak keaslian tulisan.

Blog itu seperti jurnal pribadi yang berisi dokumentasi pribadi untuk dibaca orang sedunia dan bisa dikomentari pembaca sedunia, misalnya jika di website lembaga/ perusahaan atau institusi tulisan seseorang tidak bisa dimuat karena tidak sesuai dengan visi lembaga, tetapi penulis bisa mempublikasikan di blog pribadi, makanya banyak jurnalis yang punya blog pribadi karena ada tulisan yang tidak bisa tayang di media dimana dia kerja bisa ditayangkan di blognya sendiri, ada satu contoh jurnalis tempo yang blog nya hit sejak belum ada blogger.

Blog atau hal-hal baru apa saja sering tampak menakutkan, padahal jika dikelola dengan baik akan menjadi kenangan terindah dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Mengetik dalam blog dapat dilakukan sambil mengedit tulisan, atau bisa juga diketik terlebih dahulu dalam file word kemudian dicopy ke blog, selanjutnya dapat langsung diposting. Bisa juga sebuah tulisan di foto dan diposting, jadi artikel dalam bentuk foto tulisan, intinya bebas membuat postingan sesuai keinginan pemilik blog.

Ada beberapa orang merasa resah dan takut apabila blog pribadinya di hack, karena dalam blog menyimpan nomer kontak dan data email. Kemungkinan blog di hack selalu ada, maka seperti kita merawat alamat email, jangan save password di sembarang laptop atau gawai, gunakan password yang unik, ganti password secara berkala, dan sebagainya, insya allah blog akan terlindungi. Kalau masih takut ada yang jahat setelah melihat nomer kontak kita di blog, lebih baik jangan menampilkan nomer kontak, tapi kalau ada yang tertarik dan berkeinginan bekerja sama dengan kita akan mengalami kesulitan untuk menghubungi kita.

Solusi ketika tulisan blog kita dicopy dan dibuat blog baru, pak Dedy menggunakan ucapan DR. Onno W. Purbo pakar IT negeri ini yang baru saja menerima penghargaan dunia yaitu “ikhlaskan, itu akan menjadi pahala pengantar kita ke sorga, tulisan dia lebih dari tiga terabyte bisa didownload gratis (prosesnya bisa lebih dari tiga hari), digunakan gratis, bayarannya, jiak selesai beribadah tolong doakan beliau agar sehat selalu.

Dapatkah tulisan di blog dijadikan sebuah buku? Kalau ingin membuat buku tentu harus tulisan orsinil kita, kalau kita ragu apakah ada tulisan orang lain di tulisan blog kita, caranya gampang yaitu tuliskan lagi alinea pada blog itu dengan gaya bahasa berbeda dari anda sendiri, maka itu akan menjadi tulisan orsinil anda, pasti akan berbeda dari tulisan yang terdahulu walau dengan inti ide yang sama, karena dari satu ide bisa berwujud jutaan tulisan.

Pesan pamungkas dari Pak Dedy: “Teman-teman bayangkan jika seorang koruptor yang pernah viral beritanya dan dipenjara punya cucu, tiba-tiba anak kecil cucu koruptor itu browsing nama kakek/neneknya di mesin pencari dan menemukan cerita kasus kakeknya, anda bisa bayangkan bagaimana orang tua sang cucu menjawab pertanyaan anaknya setelah tau cerita kakeknya? bayangkan ketika cucu atau cicit anda mencari nama anda sebagai kakek, nenek atau buyutnya, dan menemukan tulisan-tulisan di blog dengan wajah anda masa lalu, bagaimana perasaaan anak kecil yang mulai kenal mesin pencari itu?. Blog adalah teknologi yang sesungguhnya menerapkan konsep peribahasa: Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan apa? Harta? Jangan-jangan sebelum mati pun anda banyak hutang karena ingin rumah mewah, mobil terbaru, gadget terkini yang saat mati belum anda lunasi. Blog bisa menjadi gading yang kita tinggalkan buat anak cucu kita dan generasi penerus atau  anda mau mati sia-sia? pilihan di tangan anda. Selamat berjuang menjadi pribadi yang punya arti, atau anda tidak menjadi apa-apa sehingga tidak bisa apa-apa, selamat berjuang saudaraku. Menulislah untuk meninggalkan jejak yang baik untuk dikenang sepanjang zaman.