Senin, 26 April 2021

Tujuh hari Menulis Buku Nonfiksi


 

Musiin, M.Pd adalah narasumber belajar menulis malam ini, beliau adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan dan tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Bersembilan telah berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko dan bukunya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya beliau berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.

Prof. Eko diibaratkan sebagai seorang Master  Chef  yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula. Judulnya Is There A Book Inside You?”.  Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Jadi, bergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir cinta menulis.

Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasan Ibu Musiin ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:

1.         Mewariskan ilmu lewat buku.

2.         Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.

3.         Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa beliau ingin menjadi penulis. Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.  Pikiran menjadi penulis mengantarkan ibu Musiin mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan  tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko).

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.      Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit), contoh: Buku Pelajaran.

2.      Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses, contoh: Buku Panduan.

3.      Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang ibu Musiin pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni pola klaster.

Proses penulisan buku terdiri dari 4 langkah, yakni:

1.         Pratulis

2.         Menulis Draf

3.         Merevisi Draf

4.         Menyunting Naskah

5.         Menerbitkan

Langkah Pertama, pratulis. Kegiatan dalam langkah pertama ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tema, Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

2. Menemukan ide, Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari:

a. Pengalaman pribadi

b. Pengalaman orang lain

c. Berita di media massa

d. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

e. Imajinasi

f. Mengamati lingkungan

g. Perenungan

h. Membaca buku

Tema yang diangkat di buku beliau adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof. Ekoji. Channel youtube dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.

 

3.         Merencanakan jenis tulisan

4.         Mengumpulkan bahan tulisan. Referensi berasal dari data dan fakta yang ibu Musiin peroleh dari literasi di internet. Referensi terdiri dari :

a. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal ;

b. Keterampi lan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal ;

c. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

d. Penemuan yang telah didapatkan.

e. Pemikiran yang telah direnungkan

5.         Bertukar pikiran

6.         Menyusun daftar

7.         Meriset

8.         Membuat Mind Mapping

9.         Menyusun kerangka, dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, ibu Musiin mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be

Pak Yulius adalah penulis hebat alumni gelombang 8 yang juga berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko. Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Berikut ini adalah anotomi buku nonfiksi:

1.         Halaman Judul

2.         Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.         Halaman Daftar Isi

4.         Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.         Halaman Prakata

6.         Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.         Bagian /Bab

8.         Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.         Halaman Glosarium, glosarium adalah daftar kata atau istilah (yang ada di buku yang kita tulis) yang disusun secara alfabetis dan dilengkapi dengan penjelasan tentang kata/istilah tersebut.

 

10.       Halaman Daftar Pustaka

11.       Halaman Indeks

12.       Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua, menulis draf. Berikut ini adalah kegiatan dalam menulis draf:

1.         Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.         Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga, merevisi draf. Terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:

1.         Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.         Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat, menyunting naskah (KBBI dan PUEBI), terdiri dari:

1.         Ejaan

2.         Tata bahasa

3.         Diksi

4.         Data dan fakta

5.         Legalitas dan norma.

Menyunting naskah berkaitan dengan ejaan, tata bahasa, pilihan kata, data dan fakta, legalitas dan norma. Untuk ejaan, tata bahasa dan diksi beliau menggunakan PUEBI dan KBBI, sedangkan untuk memeriksa data dan fakta yang kita tuliskan dengan memeriksa dari berbagai sumber. Tujuan dari menyunting adalah memperbaiki kesalahan-kesalahan mekanis dan substantif. Untuk lebih meyakinkan, kita bisa menggunakan jasa editor untuk menyunting.

Hambatan-hambatan dalam menulis

1.         Hambatan waktu

2.         Hambatan kreativitas

3.         Hambatan teknis

4.         Hambatan tujuan

5.         Hambatan psikologis

Hambatan terakhir yakni hambatan psikologis adalah yang sangat berat. Ini berkaitan dengan deadline yang diberikan. Justru deadline ini yang menjadi trigger untuk segera menyelesaikan tulisan. Hambatan psikologis, ada target yang harus kita capai. Ibarat pelari, garis finish sudah di depan mata dan sorak sorai penonton bergemuruh. Bagi ibu Musiin hal yang paling sulit adalah mengalahkan rasa takut yang muncul dari diri kita. Cara mengatasinya dengan mengembalikan ke tujuan awal, tetap fokus pada tujuan dan membayangkan buku kita selesai dan terpajang di toko buku dan beberapa trik sebagai berikut:

1.         Banyak membaca.

2.         Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.

3.         Disiplin menulis setiap hari.

4.         Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak).

Mengenai ilustrasi gambar dalam sebuah buku tidak ada keharusan untuk menyertakan gambar, itu semua tergantung kebutuhan penulis untuk memperjelas ide yang ingin kita tuliskan. Jika kita harus menyertakan gambar, supaya tidak melanggar hak cipta, kita cantumkan sumber gambar tersebut.

Sedikit tambahan mengenai artikel, terdiri dari 2 yakni artikel populer dan artikel ilmiah. artikel populer diterbitkan di media massa, sedangkan artikel ilmiah diterbitkan di jurnal ilmiah. Judul buku ataupun artikel itu harus mencerminkan ide utama atau memberi informasi kepada pembaca tentang konsep yang akan dibahas. Judul artikel populer biasanya lebih provokatif dan menimbulkan rasa ingin tahu pembaca.

Untuk menghasilkan karya memang banyak godaannya. Apabila sudah hampir mencapai garis finish, tinggal beberapa meter sudah sampai di garis finish. Ayo semangat. Agar tidak jenuh, kita bisa meminta teman yang berkompeten dalam dunia tulis menulis, membaca draf buku karya kita.

Teknik parafrase agar terhindar dari plagiarisme adalah dengan membaca sumber aslinya dan memahami dengan benar. Kita bisa menuliskan kembali dengan kata-kata atau kalimat kita sendiri. Ini berarti harus memperbanyak kosa kata dan pengetahuan. Dan jangan lupa tetap mencantumkan sumbernya.

Trik untuk menaklukkan tantangan menulis buku dalam tujuh hari dari Prof Eko adalah seperti lirik di  lagu Meraih Bintang. TERUS  FOKUS SATU TITIK, yaitu tujuan menulis buku akan menorehkan sejarah yang bisa dikenang anak cucu. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. TAKE IT OR LEAVE IT.

Demikian pemaparan dari ibu Musiin pada pelatihan belajar menulis gelombang 17 malam ini, Semoga ilmu ini bisa membantu menaklukkan tantangan untuk menulis buku dalam 7 hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar