Kamis, 23 Maret 2023

Misteri Ikan Kepuyu Gosong

Persiapan sahur pertama nampaknya sudah sangat lengkap, dari sebelum sholat dzuhur ayam sudah siap saji. Namun pada kenyataannya tidak begitu, sudah diprediksi bahwa ayam akan habis sebelum dipakai untuk sahur.

Selesai sholat taraweh pertama di bulan ramadhan ini, setelah mengumumkan kejutan yang tak terduga, kami sekeluarga melepas penat dengan duduk bersama di depan ruang tengah tempat sholat taraweh. Ruang tengah ini sengaja tidak diisi apapun kecuali sebuah lemari yang diletakkan mepet ke dinding. Ruang ini dipersiapkan untuk tempat bermain anak-anak dan kalau ada acara tidak perlu lagi angkat dan pindah barang-barang, karena memang tidak ada isinya.

Bercengkrama mengisahkan perjuangan puasa anak-anak tahun lalu, mereka mendapatkan dua ribu rupiah setiap kali berhasil puasa dalam sehari. Uang itu diakumulasikan dalam satu bulan ramadhan. Ucu bercanda dengan celotehannya bahwa tahun ini minta sepuluh ribu sehari, dan ibu cuma tertawa mendengannya. Dan semuanya juga ikut tertawa.

Dan tiba-tiba teringat kembali beberapa hari sebelumnya, celengan Angah hilang. Celengan itu diisi sejak dia belum masuk PAUD sampai sekarang kelas 2 SD. Menyedihkan, hasil Angah menabung raib begitu saja. Diletakkan di dekat jendela dan hilang begitu saja, tidak terpikir bahwa di daerah kami akan ada maling, karena selama ini aman-aman saja. Bahkan sepeda motor orang-orang disini jarang sekali dimasukkan dalam rumah atau garasi kalau malam, dan tetap aman saja. Untungnya celengan Ucu diletakkan di tempat yang aman, sehingga bebas dari kelakuan jahat maling.

Entah apa yang membuat orang gelap mata, sehingga mengambil celengan Angah. Setiap membahas celengan, Angah terdiam, tersirat kecewa di wajahnya. Namun semua harus diikhlaskan dan memulai dari awal di ramadhan ini, mengumpulkan pundi-pundi uang dari sholat taraweh dan puasa ramadhan. Oleh karena itu Angah sangat gembira ketika mendapatkan kejutan dua ribu rupiah dari ibu.

Puas bersenda gurau, ibu minta diantarkan ke warung untuk belanja sayur. Karena setelah dicroscek ke dapur, ayam yang digadang-gadang untuk lauk sahur ternyata tinggal tiga potong. Karena jumlah anggota keluarga ada enam orang, maka ayam itu dirasa tidak cukup untuk sahur pertama di bulan penuh berkah ini. Intinya ayam gagal dijadikan menu utama sahur hehe.

Pergilah kami berempat, bapak, ibu, Angah dan Ucu yang bersikeras ikut, sedang Mas hanya ingin menemani Mbah dirumah. Sesampai di warung, ibu membeli sayur bayam dan jagung serta bawang merah. Harga sayur disini tergolong mahal jika dibandingkan harga sayur di Jombang Jatim. Satu ikat kecil bayam dibandrol tiga ribu rupiah, dan satu bungkus jagung berisi tiga buah jagung kecil, dibandrol dengan harga enam ribu rupiah. Sedangkan bawang merah satu ons dibandrol dengan harga lima ribu rupiah.

Itulah sebabnya di waktu luang, ibu lebih suka menanam sayur di sekitar rumah. Lebih irit dan praktis, tinggal petik jika dibutuhkan. Meskipun banyak sekali cobaan dan ujian apabila menanam sagur-sayuran.

Belanja sudah beres, singgah ke ATM terdekat dan  ternyata rusak, padahal mau menyelesaikan administrasi penerbitan buku. Akhirnya kami pulang, eh di tengah jalan terlihat es krim, akhirnya singgah beli. Senang sekali mereka yang duduk di belakang, ibunya beli es krim.

Sesampainya dirumah, semuanya makan es krim dengan semangat dan gembira. Setelah ibu dan bapak itu langsung cussssss....... ke dapur, siap-siap masak. Bapak mengeluarkan ikan kepuyu dari lemari es, ikan yang diberi oleh teman bapak pada waktu ketemu mancing tadi pagi. Ikan ini sekarang sudah jarang yang besar-besar. Dan alhamdulillah dapat rejeki, diberi ikan kepuyu ukuran jumbo. Ikan sudah disiang tadi siang, jadi tinggal diberi bumbu.

Bapak menyiapkan bumbu ikan bakar, setelah itu membalurkannya pada ikan kepuyu, dengan sigap bapak membakar ikan tersebut di atas kompor.
Sedang ibu sibuk memotong jagung dan bayam  kemudian mencucinya dan siap untuk dimasak sayur bening, agar sahur nanti merasakan sayur segar dan tidak panas. 

Bapak santai membakar ikan kepuyu, sekali ibu melihat ternyata ikannya ada yang gosong. Tapi bapak tetap semangat membakar ikan kepuyu demi mempersiapkan lauk untuk sahur. Sayur bening sudah selesai dimasak, selanjutnya goreng tahu yqng sudah diberi bumbu oleh bapak. Entah apa yang salah ku tak tahu (sambil nyanyi hehe) tahu itu meletup-letup sampai minyak terpercik ke wajah ibu, akhirnya bapak mengambil alih oekerjaan menggoreng tahu. Alhasil semua menu sahur siap sedia, menu sederhana yang dimasak dengan penuh cinta untuk keluarga terkasih.

Dibalik ikan kepuyu yang gosong, terdapat pengorbanan seorang bapak untuk keluarganya. Bapak yang selalu membantu ibu di dapur dengan segala kekurangannya. Itulah yang namanya keluarga, saling melengkapi dan bekerjasama membangun keluarga bahagia. Setelah masak kami bersiap untuk iatirahat, supaya tidak terlambat sahur.

Waktu sahur tiba, sahur pertama di bulan ramadhan 1444 H. Dan menu sederhana kami siap disantap, anak-anak semangat sekali meskipun ngantuk tapi tetap makan dengan lahap. Melihat ikan kepuyu yang gosong mereka cuma tertawa, dan bapak mengatakan bahwa yang gosong itu cuma kulitnya, dagingnya masih aman. Ikan kepuyu bakar didampingi dengan sambal limau calong, karena disini jarang sekali bahkan hampir tidak ada orang menyambal menggunakan jeruk nipis. Rasanya pas sesuai selera, lengkap dan mengenyangkan.

Sahur pertama dilewati dengan sempurna, ditutup dengan minuman hangat pelepas dahaga.  Semoga diberi kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa untuk kita semua. Aamiin


3 komentar: