Senin, 30 Januari 2023

Berprestasi dengan Tulisan



Narasumber belajar menulis hari ini ialah Ibu Umi Rosidah.
“Guru Mulia karna karya” kata-kata inilah yang menjadi pelecut untuk terus belajar dan berkarya. Dengan berkarya, berarti anda sudah satu langkah lebih dekat untuk menjadi juara. Dan yang lebih penting lagi “guru adalah teladan”, jika guru terus belajar, maka peserta didiknya juga akan terus belajar, jika gurunya berhenti belajar maka peserta didiknya tidak akan pernah berkembang menjadi lebih baik.

Tapi janganlah kita berkarya untuk menjadi juara, karena bisa jadi kita akan menghalalkan segala cara dan kecewa jika kita gagal menjadi juara. Namun berkaryalah untuk anak didik kita, meskipun kita gagal kita akan terus berkarya karena mendidik adalah bagian dari hidup kita.
Aktivitas membaca merupakan modal utama untuk menjadi seorang penulis, dengan membaca akan memperkaya khasanah keilmuan kita, sehingga kita dapat melakukan sintesis dan menyajikan tulisan yang berkualitas sesuai dengan sudut pandang kita sendiri dan bukan hasil duplikasi.

Mengapa kita perlu menulis? Dari menulis serta melakukan penelitian inilah, menghantarkan narasumber pada berbagai kegiatan lomba di tingkat nasional sejak tahun 2015. Dan dari menulis ini beliau mendapat kesempatan bertemu dengan bapak ibu guru hebat yang penuh inspirasi dan motivasi dari berbagai penjuru di tanah air, bertemu tokoh-tokoh hebat, bertemu Bapak Mentri, Bapak Presiden serta mendapatkan pengalaman-pengalaman yang sangat luar biasa. Dan juga mendapat kesempatan untuk mengikuti short course di Jepang selama 21 hari.

Jika saat ini bapak ibu guru hebat sudah terbiasa membaca dan menulis, silahkan dikembangkan kemampuannya, dari menulis berbasis pengalaman dan kegemaran menjadi menulis berdasarkan riset atau penelitian, karena pada dasarnya menulis karya tulis ilmiah tidak sesulit yang kita bayangkan.

Yang paling sulit hanya menyelesaikan tulisan kita yang pertama saja, jika satu karya pertama sudah berhasil kita selesaikan, maka tulisan yang ke dua dan seterusnya akan lebih mudah. Apa yang menyebabkan menulis itu terasa sulit?

Kendala pertama kita sering merasa tidak ada bakat, akan tetapi menulis tidak hanya berasal dari bakat, tapi kemampuan menulis bisa diasah dengan ketekunan, berlatih setiap hari dan menjaga komitmen diri.

Kendala ke dua sulit memunculkan ide. Ide bisa kita dapat dengan memperbanyak diskusi, kolaborasi, dan tentu saja memperbanyak membaca. 
Kendala ketiga tidak suka menulis. Ini menjadi penyakit yang paling berat dalam menulis, tapi jika kita bisa menemukan alasan yang kuat mengapa kita harus menulis, maka penyakit tidak suka menulis ini akan sembuh. Alasan mengapa kita harus menulis bisa sangat beragam, marilah bapak ibu guru hebat menetapkan hati, mengapa anda ingin menulis.

Kendala yang keempat sulit menerima kritik. Seringkali tulisan kita sulit berkembang menjadi lebih baik, karena kita menutup diri dari saran dan kritik orang lain. Tapi narasumber yakin bapak ibu guru hebat yang ada di pelatihan ini semuanya sangat berfikiran terbuka dan tidak anti dengan kritikan, karena tulisan kita semua di posting di blog dan bisa diakses oleh semua orang.

Kendala yang kelima tidak ada waktu untuk menulis, ini alasan yang sering sekali kita dengar. Tapi menurutnya bukan orang yang punya banyak waktu luang, yang dapat menyelesaikan tulisannya. Tapi orang yang dapat meluangkan waktu di tengah kesibukannya.

Ada beberapa aktivitas yang perlu dilakukan untuk menjadi penulis yang baik. Aktivitas ini akan menentukan seperti apakah kualitas tulisan kita. Ide sering kali muncul sewaktu-waktu, jika tidak ingin kehilangan ide itu, segera catat, bisa di smartphone maupun di buku catatan kecil. Dan Bu Umi sendiri selalu menyediakan buku catatan kecil kemanapun pergi. Dan jika waktunya sudah memungkinkan kita bisa mengembangkannya dengan berdiskusi maupun mendialogkannya dengan buku-buku referensi.

Dunia digital sudah berkembang sangat luar biasa, berbagai macam informasi dapat kita peroleh dengan mudah melalui internet. Jika kita ingin menulis karya tulis ilmiah ada sumber bacaan dan referensi yang bisa kita peroleh dari internet. Akan tetapi yang harus kita perhatikan adalah jangan sampai kita terjebak dalam plagiasi. Pengalaman orang lain juga bisa menjadi sumber inspirasi, maka kita perlu mengembangkan sikap peduli dan empati sehingga kita bisa memberikan solusi dan inspirasi dari setiap permasalahan yang ada di sekitar kita.

Demikian resume ini, semoga bermanfaat. Selamat membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar