Senin, 30 Januari 2023

Berdedikasi di Daerah 3T



Malam ini kita akan belajar bersama Bapak Khamdan Muhaimin, S.Pd, Gr dengan tema menjadi guru berprestasi dan berdedikasi di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T). Beliau bertugas di SMPN 5 Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur, Provinsi NTT. Dan beliau lahir di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sebelum menjadi guru di NTT, pernah menjadi guru honorer di SMK Muhammadiyah Weleri Kendal dan SMKN 1 Mandiraja Banjarnegara Jawa Tengah. Setelah itu mengabdi di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) dari tahun 2015 sampai sekarang kurang lebih selama 6 Tahun. Di tempat tersebut tidak ada Listrik, sinyal susah, air susah, jalan rusak mendaki menurun, sedangkan mata pencaharian orang tua berkebun/petani kopi yang hasil panenya satu tahun satu kali, di tempat ini kehidupan orang tua siswa adalah golongan ekonomi menengah ke bawah. Desanya terdiri dari 7 kampung yang lokasinya berjauhan antar perkampungan. Menuju ibu kota kabupaten membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam. Jadi kalau mau makan bakso, mie ayam, sate dan lain-lainnya harus ke kota dulu, tapi semua itu dinikmati karena dengan menikmati dan mensyukuri proses kehidupan ini semua terasa ringan.

Terus bagaimana bertahan di sana? warga di sana tidak pernah atau jarang sekali membeli sayur ke kota karena mereka menanam sendiri untuk dimakan sehari-hari, kalau beli tidak mungkin karena ke pasar saja jauh sekali. Kita tanam labu, daun singkong, kubis, buncis, daun pepaya. Tetapi makanan favorit adalah daun singkong, labu beserta daunnya karena tumbuh setiap saat (tidak mengenal musim), sedangkan kubis menunggu musim kemarau. Untuk lauk biasanya dengan telur, mie instan, ikan asin, ikan basah kalo musim ikan dan ayam pedaging.

Adat di daerah 3T sangat kuat, berbagai acara adat masih sangat kental, misalkan:
1. Irong, tidak boleh berteriak, menyalakan api, ribut, selama 1-2 hari, tujuannya adalah supaya hasil panen melimpah.

2. Acara mbaru dor, adalah masuk rumah baru mereka menggunakan berbagai acara adat.

3. Kepok tuak adalah adat menyambut kedatangan tamu dengan berbicara adat menggunakan tuak, rokok dan ayam kampung. Ungkapan ketulusan orang disini menerima tamu dan kegembiraan menyambut tamu baru.

4. Makan padi baru, acara pesta sekolah dan lain-lain.

Dari sinilah narasumber mulai menulis tepatnya tahun 2016. Menulis tentang berbagai tantangan dan solusi menjadi pendidik di daerah 3T. Pertama kali menulis langsung membawanya menjadi finalis (10) besar kegiatan Simposium GTK 2016 di Jakarta yang diselenggarakan oleh Kemdikbud RI. Beliau menulis karena ingin Pendidikan di daerah khusus atau daerah terpencil yang masih serba kekurangan dari berbagai akses dapat diperhatikan oleh pemerintah. Dan berharap dengan menulis tentang perjalanan di daerah 3T dapat memotivasi para guru-guru yang berjuang di garis depan daerah terpencil supaya para pendidik semangat berinovasi dan menginspirasi di walaupun di daerah terpencil. Beliau belajar menulis dari masalah, dengan menemukan persoalan/masalah di daerah 3T, kemudian dirangkum/ditulis. Tidak hanya menulis masalah saja akan tetapi juga memberikan solusi melalui tulisan maupun tindakan. Karena “Sebaik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”

Di daerah 3T beliau mendirikan rumah belajar, rumah belajar berdiri tahun 2016 sampai sekarang. Anak-anak setelah pulang sekolah makan istirahat sebentar kemudian ke kebun untuk mengambil kayu bakar dan sayur kemudian pulang makan malam dan tidur karena kelelahan sehingga tidak sempat belajar. 

Melihat kondisi itu maka pada akhirnya mendirikan rumah belajar supaya anak semangat belajar dengan menyajikan kegiatan les matematika, membaca buku, menggambar, mewarnai, bulu tangkis , bola voli, puzzle dan lain-lain. Sedangkan malamnya pukul 19.30 wita anak-anak juga dapat belajar mengoperasikan laptop dan akses internet gratis di rumah belajar. Dan yang membuat senang, rumah belajar pernah mendapatkan kiriman buku dari mba Najwa Shihab sebagai duta baca Indonesia pada waktu itu. Dan mengunggah kegiatan rumah belajar ke instagramnya. Selain itu juga menjadi relawan di daerah 3T dengan membuat proposal bantuan ke berbagai instansi baik negeri maupun swasta. Yayasan, kampus, komunitas, media online, perpustakaan daerah, nasional, dan menjalin kerja sama dengan mereka. Kemudian setelah mendapatkan apa yang di dapat, mewakili donatur membagikannya seperti membagikan flashdisk vidio pembelajaran program kirim budi ke sekolah SD, SMP dan SMA, membagikan seragam sekolah, buku bacaan, alat tulis ke sekolah SD, SMP dan SMA di tempat beliau mengabdi, membagikan mukena, alquran, iqro, buku, karpet masjid ke umat muslim minoritas di masjid Fatahillah. Pak Khamdan mewakili donatur dari jawa juga membuat dua sumber mata air dan 4 bak penampung air untuk warga sekitar yang kekurangan air di daerah 3T.

Di sekolah yang merupakan daerah 3T, sinyal susah kadang blank sinyal 3 hari, coba bayangkan 3 hari tanpa HP, oleh karena itu beliau menginisiasi sekolah berbasis digital seperti : Computer Based Tes offline dan pemilihan ketua Osis offline merupakan pertama kali dilaksanakan di sekolah dan pertama kali juga di kab. Manggarai Timur, cara kerja digital akan tetapi tanpa menggunakan sinyal dan kartu perdana, selain itu juga membuat kelompok belajar mini di setiap kampung.

Prestasi Pak Khamdan selanjutnya di nobatkan menjadi Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional 2020 yang diselenggarakkan oleh Dirjen GTK Kemdikbud di Hotel Serpong, Tangerang Selatan.

Disini pasti banyak guru-guru hebat yang terus berjuang demi kemajuan pendidikan, terus berkarya. Dan jadilah guru berdedikasi dimanapun kita bertugas. Semoga resume ini bermanfaat. Selamat membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar