Laporan hasil belajar atau yang lebih dikenal dengan raport mid semester genap milik Angah rencananya akan diambil oleh Bapak. Ucu dan ibu masih tergolek lemah di kasur, jadi sementara Bapak menjadi satu-satunya super hero di rumah ini.
Semua pekerjaan rumah dari yang kecil hingga yang ribet dikerjakan oleh Bapak. Sebenarnya tidak betah melihatnya tapi apa daya, tubuh ibu tidak mendukung untuk membantu Bapak.
Pagi sebelum berangkat mengambil raport mid semester genap milik Angah, Bapak dan Mas disibukkan dengan mencari berkas-berkas kelulusan Mas, membongkar seluruh isi lemari, diturunkan ke lantai dan diperiksa satu per satu.
Setelah beberapa lama, nampaknya belum juga ketemu berkas yang dicari. Akhirnya ibu yang lemah gemulai ikut turun tangan, memeriksa semua tumpukan berkas-berkas yang sudah tersusun rapi sesuai nama penghuni rumah ini.
Hampir putus asa, namun akhirnya berkas kelulusan Mas ketemu, dan tentu saja memang berada dalam map milik Mas. Memang bulan puasa ini dilatih untuk sabar, menemukan barang di depan mata saja susah ketemu. Bapak dan Mas segera berangkat ke sekolah Angah, karena waktu di undangan sudah kurang lima belas menit.
Ibu dan Ucu hanya saling memeluk di kasur, menikmati sensasi panasnya badan ini. Sambil berdoa semoga sakit ini segera hilang dan bisa beraktivitas seperti biasa lagi.
Tidak lama berselang, Bapak dan Mas pulang. Sedang Angah menyusul dibelakang dengan wajah ceria sepeeri biasanya. Bapak mengatakan bahwa Angah mendapatkan peringkat satu, ibu terperanjat tidak percaya. Selama ini ibu hanya berharap supaya Angah bisa membaca dan berbicara lancar saja sudah cukup. Angah memang agak spesial, terlambat berbicara, dan kadang susah dimengerti kalau sudah berbicara.
Saat itu ibu sengaja menyekolahkan SD di usia tujuh tahun lebih, supaya Angah siap belajar dan bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Teman-teman yang seusianya sudah kelas dua. Ibu melakukan itu supaya Angah tidak takut dan siap untuk belajar, daripada dipaksa sekolah tapi Angah tidak bisa mengikuti pelajaran.
Itulah mengapa ibu terkejut, melihat nilai Angah, bahkan gurunya juga terkejut, mungkin ini sebuah kebetulan atau keberuntungan untuk Angah. Atau berkah di bulan ramadhan ini, karena Angah rajin puasa dan sholat taraweh. Tapi apapun itu tetap semangat untuk Angah. Menurut gurunya, bahkan nilai Angah melebihi siswa yang biasanya mendapat peringkat. Tapi yang membuat lebih terkejut, gurunya mengatakan bahwa Angah mulai agak nakal.
Anak yang susah bicara sekarang lancar berbicara tapi masih sulit menerima suatu penjelasan, sekarang sudah mulai nakal, entah nakalnya seperti apa. Semoga Angah bisa menghilangkan predikat nakal yang melekat pada dirinya.
Terkadang kalau guru mengumumkan sesuatu, Angah akan kebingungan menyampaikan kepada kami dan kami tidak heran dengan kondisi ini.
Syukur alhamdulillah Angah sudah mau sekolah tanpa dipaksa, dan bisa mengerjakan PR sendiri, membaca meskipun masih mengeja terbata-bata, dan ada sebagian yang tidak dieja. Nikmati prosesnya, tidak ada yang instan untuk mencapai kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar