Hampir setiap hari menu takjil tidak lepas dari beraneka macam gorengan, menu yang sebenarnya memang kurang sehat untuk tubuh. Mengandung tepung dan banyak minyak, yang gorengnya tidak mungkin minyak sekali pakai.
Cara aman sebenarnya adalah dengan membuat sendiri gorengan tersebut, namun apa daya antara keinginan dan tenaga tidak seimbang, jadi lebih memilih membeli.
Namun hari ini Mbah ingin makan makanan yang dari singkong. Pergilah kami ke kebun di samping rumah, mencabut beberapa batang singkong, dan hasilnya lumayan banyak.
Mbah mengupas dua butir kelapa dari lepas dzuhur, padahal cuaca panas tapi Mbah semangat demi membuat makanan dari singkong. Tidak lupa Mbah mengambil daun pisang nipah yang memang khusus digunakan untuk membungkus makanan. Daun pisang diambil yang agak muda, lalu dijemur sebentar supaya layu dan mudah untuk dilipat-lipat ketika membungkus.
Rencananya singkong tersebut akan ibu buat menjadi lelepat ubi, orang Ketapang menyebut singkong dengan kata ubi. Singkong yang sudah dicabut tadi kami kupas dan dicuci sampai bersih. Kemudian diparut menggunakan mesin sampai singkong yang dicuci terparut semua. Singkong yang sudah diparut tadi diperas menggunakan kain, sampai airnya keluar dan agak keras, sisihkan.
Langkah selanjutnya, memarut kelapa dengan menggunakan mesin juga karena memang bisa lebih cepat dan tidak membuat letih hehe. Selanjutnya campur singkong parut dan kelapa parut, tambahkan garam sedikit, tambahkan gula kelapa yang sudah diiris kecil-kecil, terakhir tambahkan air secukupnya.
Setelah tercampur rata, siap dibungkus bentuk persegi panjang atau sesuka hati saja. Selesai dibungkus kemudian dikukus sampai matang. Dan lelepat ubi siap disajikan untuk takjil buka puasa. Menu sehat ala Mbah, Ucu juga sangat suka lelepat ubi.
Makanan ala kadarnya yang bahan-bahan utamanya bisa diperoleh dari kebun sendiri dan hasil nanam sendiri, eh hasil tanaman Mbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar