Jumat, 03 Februari 2023

Langkah-langkah Proofreading

Proses menulis melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Drafting
     
Menuliskan draf pertama kali, kemudian mengubah ide menjadi kalimat dan selanjutnya, menghubungkannya menjadi sebuah tulisan.
Ketika sudah menjadi sebuah tulisan, maka langkah selanjutnya adalah swasunting atau self editing. Berikut ini beberapa cara dalam melakukan swasunting:
a. Mengendapkan tulisan selama beberapa waktu.
b. Meminta orang lain untuk membaca tulisan tersebut.
c. Menggunakan tenaga ahli, seorang proofreader.
d. Menggunakan aplikasi editing tool.

2. Proofreading

Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks, dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalahan-kesalahan mendasar lainnya (dikutip dari laman uptbahasa.untan.ac.id).

Proofreading bertujuan untuk:
a. Memeriksa konten
b. Memeriksa bahasa
c. Memeriksa kosa kata
d. Menemukan kesalahan yang terlewatkan.

Tips dan trik melakukan proofreading sebagai berikut:
a. Perhatikan detail dalam tulisan
b. Membaca tulisan dengan nyaring
c. Baca tulisan dengan perlahan
d. Menjaga fokus dengan beristirahat dan berbaik hati pada diri sendiri.

Alat yang digunakan untuk membantu melakukan proofreading adalah KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Jika melakukan proofreading pada tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Tidak akan terjadi, jika tulisan diendapkan dahulu. Jika dengan cara itu juga kita merasa seperti itu (semoga bukan karena egois, berikan kepada orang lain, meminta orang lain untuk membaca). Analoginya, pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun seperti lebih tahu harus ke mana bola ditendang.

Apakah proofreading ini sesuatu tahapan wajib setelah melalui tahap editorial? Benar. Kita menulis laptop menggunakan keyboard, di tablet bahkan gawai pun menggunakan keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat akan tetapi, karena tanpa sengaja tombol tertentu, misalnya spasi, ikut tersentuh, melompat satu huruf, sehingga proofreading menjadi suatu kewajiban agar tulisan kita terbit dengan sempurna.

Pesan dari Pak D Susanto selaku narasumber malam ini sebagai berikut:
Berbaris-baris dahulu
Memanjat dinding kemudian
Nulis-nulis saja dahulu
Lakukan proofreading belakangan.

3. Redrafting

Menulis ulang teks, dengan membuat perubahan yang diperlukan (draf ulang jika diperlukan).

Demikian resume ini, semoga bermanfaat dan selamat membaca.

2 komentar: