Rabu, 06 Januari 2021 adalah hari kedua saya mengikuti pelatihan belajar menulis. karena saya tidak ingin ketinggalan seperti senin kemarin, pukul 18. 30 WIB saya sudah siap-siap depan gawai. Dan benar saja pukul 19.00 WIB tepat pelatihan dimulai, dibuka oleh bapak Sucipto Ardi selaku moderator. Pak Cip (panggilan akrab pak Sucipto Ardi) menyampaikan susunan acara sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Paparan narasumber
3. Tanya jawab
4. Penutup.
Dan selanjutnya adalah paparan dari nara sumber yaitu ibu Rita Wati.
ibu Rita memberikan link kompasiana tentang "4 Cara Mendapatkan Reward" dan "Cara Memilih Judul dan Tema agar Tulisan Kita Layak Terbit". Beliau juga memberikan alamat blog nya, ibu Rita menjelaskan awal mula beliau tertarik menulis sejak 2001 di awal menjadi mahasiswa, beliau rajin menulis apa yang ada di pikirannya, meskipun tulisan - tulisan itu hanya disimpan dalam hidden folder, dan menyetempel diri sendiri sebagai "KAMU TIDAK BAKAT MENJADI PENULIS". Namun pandemi covid 19 datang, kemudian beliau mengikuti grup menulis Om Jay, yaitu gelombang 10. dan itu hanya coba-coba, pertemuan 1-5 hanya sekedar membuat resume, dan inilah yang saya alami, hanya membuat resume sementara ini, sambil menyimak dan memahami apa yang pemateri sampaikan.
Dan setelah selesai mengikuti pelatihan ibu Rita banyak menerbitkan buku. Dan inilah Trik Jitu Menulis Untuk Pemula menurut pemaparan ibu Rita:
1. Tentukan tujuan/ motivasi bapak/ibu menulis
2. Tulislah apa saja yang ada di dalam pikiran
3. Tuangkan semua ide yang ada "tunda dulu" untuk mengedit tuntaskan semua ide dalam tulisan hingga selesai.
4. Latihan menulis setiap hari dimulai dari 100 kata kemudian meningkat 150 kata naik lagi menulis pentigraf (menulis tiga paragraf) hingga pada akhirnya bisa menulis 1000 kata perhari.
5. Lakukan setiap hari apalagi ketika mood
6. Setelah semua terbiasa mulai tingkatkan dengan membuat peta konsep atau TOC jika tulisan yang kita buat ingin dijadikan sebuah buku.
7. Mulailah join menulis Buku Antologi (Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan diri menjadi seorang menulis).
Agar tulisan kita menjadi lebih berkualitas dan enak dibaca, kita harus memperhatikan kaidah-kaidah dasar penulisan. Kesalahan-kesalahan dasar yang sering muncul ketika kita menulis adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan huruf besar dan kecil yang tidak tepat
penggunaan huruf kapital:
a. dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. contoh: Saya sedang membaca
b. dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. contoh: Raden Ajeng Kartini
c. dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. contoh: "Ayo! kita pulang bu," rengek Joni pada ibunya
d. dipakai sebagai huruf pertama setiap kata(termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. contoh: Saya telah membacabuku Merajut Asa Sejak Belia
2. Paragraf panjang-panjang
Kita harus bisa membedakan dimana kita menulis, apakah di media sosial, blog atau menulis buku. ketika menulis di sosial media, 2 atau 3 kalimat sudah bisa membuat paragraf baru, hal ini dikarenakan di media sosial orang hanya memiliki waktu 3 menit untuk memutuskan apakah mereka akan melanjutkan membaca atau tidak. Jika kita sudah salah di awal dengan membuat paragraf yang panjang-panjang, pasti orang lain yang berminat membaca tulisan kita hanya sedikit.
3. Penggunaan tanda baca seperti (titik, koma, titik dua, setrip, tanda petik, dsb)
4. Kata baku, kita bisa menginstal aplikasi KKBI V di hp masing-masing
5. Penggunaan kata yang tidak efektif
6. Penggunaan istilah asing yang sering keliru
7. Penggunaan kata depan di yang sering keliru, dipisah atau disambung
a. Penulisan digabung/dirangkai kalau:
1. kata di- menunjukkan fungsi sebagaiimbuhan
2. kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-)
contoh: ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah menjadi mengingat)
b. Penulisan di pisah kalau:
1. kata di- menunjukkan fungsi sebagai kata depan
2. kata di- diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. kata di- jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dsb, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.
sebelum menulis buku, kita bisa membuat peta konsep, bu Rita memberikan contoh salah satu peta konsep(TOC) yang pernah dibuatnya.
Inilah resume pelatihan hari ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar