Pelatihan belajar menulis malam ini, Senin, 25 Januari 2021 dimoderatori oleh Mr. Bams yang sabar setiap memandu dalam pelatihan dan narasumber yang kece badai ibu Aam Nurhasanah, S. Pd.
Siang tadi sekitar pukul 12. 24 WIB Om Jay membagikan flyer untuk materi pelatihan malam ini, dan saya sangat senang membaca temanya yaitu “Teknik Membuat Resume Menjadi Buku”, saya benar-benar penasaran dengan tema ini, karena banyaknya peserta pada gelombang pelatihan sebelumnya yang telah berhasil membuat sebuah buku dari resume-resume pelatihan ini. Pikiran saya melayang kemana-mana membayangkan jika saya nanti bisa berhasil juga membuat sebuah buku dari resume, tapi apakah itu mungkin?
Dalam benak saya berkecamuk memikirkan semua harapan dan kenyataan yang kadang tidak seindah keinginan. Namun sekali lagi saya menguatkan tekad, meskipun saya hanya bisa mengcopy paste semua tulisan narasumber, namun setidaknya selama ini saya sudah berusaha untuk mengerjakan tugas dalam pelatihan ini, tentu saja dengan modal nekat mengikuti pelatihan ini, karena memang saya tahu bahwa menulis itu hal yang sangat tidak mungkin saya lakukan. Tangan terasa sakit saat mengetik, padahal hanya mengetik apa yang ditulis narasumber tanpa memberikan sentuhan apapun pada saat meresume, Bahasa kerennya hanya menjiplak tulisan narasumber, sekali, dua kali, tiga kali dan sampai Sembilan kali membuat resume, ternyata bisa meskipun kadang tiga hari belum selesai resume itu. Dan ketika membaca tema malam ini, saya merasa bahwa saya harus bisa meresume dengan baik, sesuai pemaparan narasumber nanti malam.
Dan tibalah waktunya malam ini kita belajar lagi, tetap harus semangat meskipun tadi agak terlambat karena harus mendampingi anak kedua untuk mengerjakan tugas BDR.
Bu Aam menyapa semua peserta dengan hangat dan riang seperti biasanya, dan sebelum memberi pemaparan materi sesuai tema di flyer, beliau membagikan pengalaman yang sudah membawa keberhasilan. Bu Aam bercerita sejenak, awal mengenal Mr.Bams sebagai moderator handal yang siap menemani kelas menulis pada kesempatan yang luar biasa ini.
Dahulu, Bu Aam adalah peserta kelas belajar menulis gelombang 8. Saat itu Mr. Bams dengan apik menjadi ketua kelas yang bertugas sebagai pemimpin absensi, rekap daftar hadir, rekap link blog, juga setiap minggu selalu menjadi moderator andal yang selalu memukau. Kekagumannya terhadap Mr.Bams menyebabkan ingin mengikuti beliau sebagai moderator di kelas belajar menulis di sesi berikutnya. Sayang dahulu Bu Aam tidak fokus dan akhirnya ditinggalkan Mr.Bams, Bu Noralia Purwa, Cak Mukminin, dan teman-teman gelombang 8.
Kemudian bu Aam mendapat kekuatan baru dan ikut lagi gelombang berikutnya. Dan akhirnya lulus di gelombang 12 dan berhasil menerbitkan buku hasil dari kumpulan 20 resume, dari 20 narasumber hebat yang sudah berbagi di kelas belajar menulis Om Jay dan PGRI. Sejak menjadi alumni gelombang 12, sejak saat itulah bu Aam tergabung dalam formasi anggota Tim Om Jay yang bertugas sebagai moderator. Supaya pengalaman tidak hilang, pengalaman moderator pun, dikemasnya menjadi sebuah buku. Begitulah awal kisah beliau menjadi moderator.
Bu Aam mengucapkan terima kasih banyak kepada Om Jay, berkat ikut pelatihan kelas belajar menulis ini, bisa berbagi sedikit ilmu tentang "Teknik Membuat Resume Jadi Buku". Resume adalah sebuah ringkasan atau rangkuman materi. Saat kita membuat resume, diharapkan, peserta jangan mengcopy tulisan narasumber secara utuh. Kekeliruan para blogger pemula, atau peserta pemula kelas beljar menulis, mereka masih menganggap semua materi yang disampaikan, semuanya penting. Jadi banyak yang membuat resume, hanya copas, tanpa edit sedikit pun. “Nah, siapa yang masih melakukan copas materi secara utuh, hayo ngakuu” Tanya bu Aam pada peserta.
Dan saya benar-benar senyum-senyum sendiri membaca pertanyaan tersebut, alangkah lucunya. Itulah saya yang biasa membuat resume dengan mengetik semua tulisan narasumber, karena saya hanya berfikir yang namanya meringkas ya meringkas tanpa ada tambahan apapun atau bumbu-bumbu lain yang harus diracik supaya tulisan itu lebih indah dan menggugah selera. Tapi apalah daya sementara hanya itu yang dapat saya lakukan, dan malam ini saya benar-benar merasa tersipu-sipu, dan timbul perasaan malu, namun disisi lain saya merasa tergugah untuk membuat resume yang lebih baik lagi.
Pada kesempatan yang luar biasa ini, bu Aam merubah persepsi peserta, saya khususnya. Jadi, jangan copas semua materi narsum, tapi tentukan poin-poin yang dianggap penting lalu kembangkan dengan bahasa sendiri. Bisa diselingi pengalaman hidup, atau pengalaman menarik lainnya. Hal ini agar resume kita terasa hidup dan tidak monoton hanya sekedar copas materi narasumber. Kemudian beliau membagikan PPT kurang lebih isinya tentang 7 teknik menulis resume jadi buku, yang terdiri dari:
1. Mengumpulkan resume dalam file word
2. Menentukan tema
3. Membuat TOC (TABLE OF CONTENT)/ Daftar isi
4. Mulai mengembangkan TOC
5. Review, revisi, dan edit naskah
6. Lengkapi Sinopsis buku
7. Kirim ke Penerbit.
Dan beliau membahas satu persatu teknik-teknik tersebut sebagai berikut:
1. Mengumpulkan resume dalam file word.
Saat kita memposting tugas resume, hendaknya kita simpan juga filenya di word. Itu akan memudahkan kita untuk menyusun naskah buku nanti.
2. Menentukan tema
Pengalaman saat mengikuti kelas belajar menulis adalah memilih tema yang sama untuk bisa dijadikan satu bab. Misalnya ada narasumber bahas tentang penerbitan misal Penerbit Mayor (PT Andi) atau Penerbit indie(Gemala, Kamila Pres, YPTD), itu dibisa di satu file kan.
Jika ada narasumber yang memuat motivasi, atau membahas teknik menulis buku, itu juga bisa menjadi bab terpisah.
3. Membuat TOC(Table of Content) atau singkatnya daftar isi.
Bisa dibuat berdasarkan dari kumpulan tema yang kita buat tadi. Misalnya Bab 1 isinya tentang kelas belajar menulis. Ada sudut pandang kita yang berisi pengalaman saat mengikuti kelas belajar menulis yang tadinya berpikir menulis itu susah, ternyata menulis itu terasa mudah.
Ini adalah TOC buku bu Aam yang berjudul MENGUKIR MIMPI JADI PENULIS HEBAT.
4. Mulai mengembangkan TOC.
Kita bahas lebih mendalam isi perbab dan selingi dengan pengalaman pribadi supaya buku terasa hidup. Saat menulis naskah, jangan dulu melakukan revisi. Tuangkan ide yang berserak di sekitar kita.
5. Review, revisi, edit naskah.
Jika naskah sudah selesai diketik, baru peserta lakukan sunting ejaan berdasarkan kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Hal ini untuk meminimalisir typo atau salah ketik.
6. Lengkapi sinopsis buku.
Jika naskah sudah selasai, mintalah kata pengantar kepada Omjay. Kata sambutan kepada orang terdekat atau orang terpandang. Jangan lupa profil penulis buku disimpan di halaman paling belakang. Sinopsis dibuat untuk menarik perhatian pembaca.
7. Kirim ke penerbit.
Jika naskah sudah rampung, segera kirimkan ke penerbit. Biasanya prosesnya 1-2 bulan. Tergantung antrean percetakan.
Demikian pemaparan pelatihan belajar menulis malam ini, selanjutnya memasuki sesi Tanya jawab.
Cara meramu resume menjadi menjadi sajian yang menarik di buku adalah tentukan tema yang sama. Lalu bisa dipisah menjadi bab. Cara meramunya bisa ditambahkan pengalaman pribadi agar buku terasa hidup dan berbeda.
Tips agar buku yang telah terbit diminati calon pembaca adalah rajin bersilaturahmi. Sering say hallo. Sering komunikasi. Tentunya jangan sombong dan selalu mau berbagi. Jangan lupa bisa share di komunitas dan medsos kita misal FB, IG, twitter, atau WA.
Naskah boleh dan bisa di revisi jika naskah masih tahap revisi minor misalnya salah ketik (typo). Kalau revisi mayor saya belum pernah. Tapi, kita bisa bertanya dengan pihak penerbitnya. Untuk setiap resume yang kita buat, tidak selalu harus dihubungkan dengan pengalaman pribadi penulis. Itu tergantung si penulisnya. Kalau saya sih, lebih enak ada tambahan pengalaman pribadi saya. Karena rasanya sayang kalau tidak diceritakan. Hehehe.
Untuk daftar pustaka, kita cantumkan bila kita ambil sumber dari buku lain. Misalnya bapak beli buku resume saya. Beli buku resume Pak Susanto. Beli buku resume Bu Nora. Nah, 3 buku itu boleh bapak cantumkan sebagai daftar pustakanya. Jika hanya paparan dari narasumber saja, tidak usah pakai daftar pustaka. Penulisannya bisa ditulis menjadi “Daftar Bacaan”.
Sebagai pemula, wajar kalau berkata sulit. Namun saya yakin, kesulitan itu akan berubah menjadi kemudahan jika ibu mau belajar. Jangan jadikan menulis sebuah beban. Tapi jadikan sebuah kebutuhan. Menulislah setiap hari. Itu akan mengasah keterampilan menulis kita.
Resume yang kita posting bisa kita tambah atau bisa kita buang yang tidak penting. Misal, di blog kita tulis semua percakapan narasumber. Tapi saat membuat buku, cari point yang penting saja. Untuk profil narasumber juga, pilih satu prestasi yang paing memukau. Tidak usah ditulis semuanya.
Cara menentukan tema yang baik dari setiap resume adalah kita pilih tema yang sama dulu. Misalnya ada narsum bahas teknik menulis, kita bisa buat bab tentang Teknik-teknik menulis. Ada narsum yang bahas tentang penerbitan, kita buat bab tentang penerbitan. Ada baiknya, di bab 1 ada gambaran motivasi menulis kita. Buku itu akan menjadi true story kita yang menarik.
Gaya selingkung adalah gaya pengutipan ketika kita mengambil sumber dari buku lain.
Untuk penerbit YPTD naskah yang dikirim harus sudah siap cetak, dan isi naskah ditanggung penulis. Peserta nanti akan disuguhkan narasmber YPTD Haji Thamrin Dahlan. Syaratnya harus posting 10 artikel di web nya
Trik jitu resume. Jika narsum beri link blog, main ke blognya. Pilih satu artikel yang menarik untuk di bahas. Jika narsum memberikan PPT, ceritakan inti dari PPT nya. Jika narsum memberi link youtube, ceritakan inti isi materinya.
Sebenarnya, ada 30 resume lebih saat kita mengikuti kelas. Namun syarat untuk menulis buku cukup 20 resume saja. Saya hanya menulis 15 narsum secara utuh. Dan 15 narsum lainnya saya ambil kalimat atau kutipan yang paling saya ingat. Misal Narsum Om Budiman Hakim, "Jangan menunggu ide baru menulis, namun jemputlah ide dengan menuliskannya."
Kalimat penutup dari bu Aam, “Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah hari ini agar kau dikenal esok hari”
Demikianlah hasil belajar malam ini semoga ke depannya bisa menjadikan kita semua lebih baik lagi dalam membuat resume.
Ketapang, 25 Januari 2021
Nurus Sholikhah, S. Pd
Semoga kita berhasil sampai membuatnya menjadi buku ya bun 🙂
BalasHapusAamiin... terimakasih bu...
HapusSuper lengkap, ini udah jadi berapa halaman nanti di buku hehe
BalasHapusLengkap....semoga kita bisa membuat resume sebaik mungkin sesuai dengan petunjuk dari ibu Aam
BalasHapusResumenya sangat lengkap. Namun ada baiknya lebih di ringkas lagi yah. Semangat teruss.
BalasHapusMasyaAllah keren banget resumenya, Oke sip dan lanjutkan!
BalasHapussip buk...lanjut.salam literasi
BalasHapusSiip ide2nya mamtul
BalasHapushttps://hernisbanah.blogspot.com/2021/01/akankah-karyaku-terbit-bagai-mentari.html
BalasHapusKunjungi juga blog saya dan mohon komentarmya
Mantap Bu..salam literasi..Mohon berkenan berkunjung ke blog saya ..trims
BalasHapushttps://suryanietin.blogspot.com/2021/01/trik-membuat-resume-jadi-sebuah-buku.html