Musiin, M.Pd adalah narasumber belajar menulis malam
ini, beliau adalah alumni kelas menulis Om Jay
gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan dan tantangan menulis yang diberikan
Prof. Eko. Bersembilan telah berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko
dan bukunya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun
offline. Buku karya beliau berjudul “Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan
Daya Saing Generasi”.
Prof. Eko diibaratkan
sebagai seorang Master Chef yang memberi kita banyak pilihan bahan
masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada
pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa
kita peroleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak
Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, sesuatu yang
dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki
adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Dan Poynter, menulis sebuah
buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula. Judulnya “Is There A Book Inside
You?”. Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan,
dan keterampilan di dalam dirinya. Jadi, bergantung pada individu masing-masing
apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan
dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan
atau cerita yang tidak meninggalkan jejak keabadian.
Menulis bukanlah
keterampilan yang mudah. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip .
Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan
mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir
cinta menulis.
Sebelum menulis
buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasan
Ibu Musiin ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang
bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang
guru.
Kutipan terkenal
dari Imam Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer
menjadi penguat mengapa beliau ingin menjadi penulis. Keinginan kuat ternyata
mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik
dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Pikiran menjadi penulis mengantarkan ibu
Musiin mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan tantangan menulis selama 1 minggu bersama
Prof. Eko).
Dalam penulisan
buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola
Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari
sederhana ke rumit), contoh:
Buku Pelajaran.
2. Pola
Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses, contoh: Buku Panduan.
3. Pola
Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini
diterapkan pada buku-buku kumpulan
tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Pola yang ibu
Musiin pakai dalam menulis buku “Literasi
Digital Nusantara” adalah pola ketiga yakni pola klaster.
Proses penulisan
buku terdiri dari 4 langkah, yakni:
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan
Langkah Pertama, pratulis. Kegiatan dalam langkah pertama ini adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan tema, Tema bisa ditentukan satu
saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan,
motivasi dll.
2. Menemukan ide, Untuk melanjutkan dari
tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari:
a. Pengalaman pribadi
b. Pengalaman orang lain
c. Berita di media massa
d. Status
Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
e. Imajinasi
f. Mengamati lingkungan
g. Perenungan
h. Membaca buku
Tema yang diangkat
di buku beliau adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari
materi di Prof. Ekoji. Channel youtube
dengan
judul “Digital
Mindset (The Key to Transform Your Organization)” yang tayang pada tanggal
20 Maret 2020.
3. Merencanakan
jenis tulisan
4. Mengumpulkan
bahan tulisan. Referensi
berasal dari data dan fakta yang ibu Musiin peroleh dari literasi di internet. Referensi
terdiri dari :
a.
Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal ;
b.
Keterampi lan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal ;
c.
Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
d.
Penemuan yang telah didapatkan.
e.
Pemikiran yang telah direnungkan
5. Bertukar
pikiran
6. Menyusun
daftar
7. Meriset
8. Membuat
Mind Mapping
9. Menyusun
kerangka, dalam
menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, ibu Musiin mengikuti nasehat
Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be
Pak Yulius adalah
penulis hebat alumni gelombang 8 yang juga berhasil menaklukkan tantangan
menulis Prof Eko. Dengan
mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal.
Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.
Berikut ini adalah
anotomi buku nonfiksi:
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta
kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium, glosarium adalah daftar
kata atau istilah (yang ada di buku yang kita tulis) yang disusun secara
alfabetis dan dilengkapi dengan penjelasan tentang kata/istilah tersebut.
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis
Langkah kedua, menulis draf.
Berikut ini adalah
kegiatan dalam menulis draf:
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan
dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi
lebih pada bagaimana ide dituliskan
Langkah ketiga, merevisi draf. Terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan
dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.
Langkah keempat, menyunting naskah (KBBI
dan PUEBI), terdiri
dari:
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma.
Menyunting naskah
berkaitan dengan ejaan, tata bahasa, pilihan kata, data dan fakta, legalitas
dan norma. Untuk ejaan, tata bahasa dan diksi beliau menggunakan PUEBI dan
KBBI, sedangkan untuk memeriksa data dan fakta yang kita tuliskan dengan
memeriksa dari berbagai sumber. Tujuan dari menyunting adalah memperbaiki
kesalahan-kesalahan mekanis dan substantif. Untuk lebih meyakinkan, kita bisa
menggunakan jasa editor untuk menyunting.
Hambatan-hambatan
dalam menulis
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis
Hambatan terakhir
yakni hambatan psikologis adalah yang sangat berat. Ini berkaitan dengan
deadline yang diberikan. Justru deadline ini yang menjadi trigger untuk segera
menyelesaikan tulisan.
Hambatan psikologis, ada target yang harus kita capai.
Ibarat pelari, garis finish sudah di depan mata dan sorak sorai penonton
bergemuruh. Bagi ibu Musiin hal yang paling sulit adalah mengalahkan rasa takut
yang muncul dari diri kita.
Cara mengatasinya dengan mengembalikan ke tujuan awal,
tetap fokus pada tujuan dan membayangkan buku kita selesai dan terpajang di
toko buku dan beberapa trik
sebagai berikut:
1. Banyak membaca.
2. Mencari inspirasi di lingkungan
sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi
mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak).
Mengenai ilustrasi gambar dalam sebuah buku tidak
ada keharusan untuk menyertakan gambar, itu semua tergantung kebutuhan penulis
untuk memperjelas ide yang ingin kita tuliskan. Jika kita harus menyertakan
gambar, supaya tidak melanggar hak cipta, kita cantumkan sumber gambar
tersebut.
Sedikit tambahan mengenai artikel, terdiri dari 2 yakni
artikel populer dan artikel ilmiah. artikel populer diterbitkan di media massa,
sedangkan artikel ilmiah diterbitkan di jurnal ilmiah. Judul buku ataupun artikel itu
harus mencerminkan ide utama atau memberi informasi kepada pembaca tentang
konsep yang akan dibahas. Judul
artikel populer biasanya lebih provokatif dan menimbulkan rasa ingin tahu
pembaca.
Untuk menghasilkan karya
memang banyak godaannya. Apabila sudah hampir mencapai garis finish, tinggal
beberapa meter sudah sampai di garis finish. Ayo semangat. Agar tidak jenuh,
kita bisa meminta teman yang berkompeten dalam dunia tulis menulis, membaca
draf buku karya kita.
Teknik parafrase agar
terhindar dari plagiarisme adalah dengan membaca sumber aslinya dan memahami
dengan benar. Kita bisa
menuliskan kembali dengan kata-kata atau kalimat kita sendiri. Ini berarti harus
memperbanyak kosa kata dan pengetahuan. Dan jangan lupa tetap mencantumkan
sumbernya.
Trik untuk menaklukkan
tantangan menulis buku dalam
tujuh hari dari Prof Eko adalah seperti lirik di lagu Meraih Bintang. TERUS FOKUS SATU TITIK, yaitu tujuan menulis buku akan
menorehkan sejarah yang bisa dikenang anak cucu. Kesempatan yang kecil
seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. TAKE IT OR LEAVE IT.
Demikian pemaparan dari ibu Musiin pada pelatihan belajar
menulis gelombang 17 malam ini, Semoga ilmu ini bisa
membantu menaklukkan tantangan untuk menulis buku dalam 7 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar